Site icon Dunia Perpustakaan

Meningkatkan Minat Baca untuk Generasi Milenial

Meningkatkan Minat Baca untuk Generasi Milenial

Dunia PerpustakaanMinat baca di Indonesia memang masih saja selalu jadi masalah tanpa pernah diketahui kapan semua ini akan berakhir.

Namun demikian, berbagai upaya harus terus diperjuangkan untuk meningkatkan budaya baca di masyarakat.

Salah satu cara untuk terus sosialisasikan pentingnya budaya baca, bisa dimulai dari anak-anak hingga remaja dan dewasa.

Artikel ini membahas terkait dengan “Meningkatkan Minat Baca untuk Generasi Milenial”, yang judul aslinya yaitu “Meningkatkan Minat Baca Bagi Remaja”.

Abstrak

Budaya membaca wajib dimulai sedini mungkin di lingkungan keluarga. Hal ini dkarenakan akan lebih mudah menanamkan kebiasaan atau sesuatu yang baik dari sejak kecil agar menjadi suatu kebiasaan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia terkait dengan minat baca yang membudaya karena usaha tersebut berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar.

Hambatan yang muncul berkaitan dengan minat baca adalah terbatasnya publikasi buku yang sesuai dengan usia remaja dan dewasa yang menarik. Pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat cukup penting. Keteladanan orang tua memanfaatkan waktu senggang dengan membacakan buku akan meningkatkan motivasi dan kemauan minat baca anak-anaknya.

Artikel Lengkap

Saat ini, peran perpustakaan dan pusat informasi makin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat. Diantaranya sebagai sumber informasi pembangunan maupun sarana belajar dan mengajar untuk meningkatkan kecerdasan serta ketrampilan. Selain itu perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan non-formal yang dapat memberi kesempatan kelangsungan pendidikan sepanjang hayat.

Adapun tantangan yang dihadapi di rumah sekarang ini adalah terutama kehadiran media elektronik semacam TV, video dan lain-lain. Budaya monitor inilah yang sering menghambat tujuan memacu minat baca anak di rumah. Bila disiplin belajar diabaikan akibatnya merugikan semua pihak.

Keluarga berkewajiban menegakkan disiplin belajar putra-putrinya sejak remaja. Selain buku-buku pelajaran  mereka juga dianjurkan membaca buku-buku cerita yang dapat menambah imajinasi masing-masing. Oleh karena harga buku masih relatif mahal harganya, mereka diperkenalkan dengan kehadiran perpustakaan yang ada di tiap Provinsi.

Mengapa membaca yang membudayakan wajib dimulai sedini mungkin di lingkungan keluarga?

Oleh karena lebih mudah menanamkan kebiasaan sesuatu yang baik dari sejak kecil. Tujuanya agar menjadi suatu kebiasaan yang tertanam di usia selanjutnya. Hal ini bisa dimulai dengan bacaan suatu cerita atau mengenai ilmu pengetahuan. Seseorang akan merenung atau timbul pemikiran baru untuk mencoba melakukan yang memberi dampak positif.

Menumbuhkan minat dan kegemaran membaca memang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik di rumah, di tempat kerja atau di sekolah. Bahkan dalam perjalanan pun dapat juga membaca dilakukan. Untuk itu yang paling tepat dan terbaik adalah dimulai di lingkungan keluarga sendiri.

Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat terkait dengan minat baca yang membudaya, sebab usaha tersebut berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar. Dalam hal ini peranan orang tua sangat menentukan bagi pertumbuhan minat baca anak sejak dini dalam meningkatkan disiplin belajar di rumah. Budaya baca dapat membentuk kepribadian individual dalam menghayati kehidupan.

Dengan membaca minimal ada waktu merenung untuk aktif berfikir. Dampak orang tua yang suka membaca akan memacu putra-putrinya untuk mengikuti jejaknya, karena berbagai jenis bacaan mengandung ilmu pengetahuan dari yang dasar hingga yang canggih.
Kalau anak-anak kita gemar membaca buku-buku bermutu akan dapat berdampak pada sikap dan perilakunya pula. Selain itu  mendorong anak menentukan cita-cita hidupnya serta mepersiapkan masa depan yang cerah.

Untuk itu orang tua berkewajiban mengetahui bahan bacaan anak-anaknya, karena buku-buku yang mengandung nilai hidup yang negatif dapat mempengaruhi perilaku mereka. Pada umumnya anak usia remaja masih memerlukan “figur” seseorang yang dikagumi untuk dijadikan panutan.

Masa remaja masih mencari identitas sebagai bagian proses perkembangan jiwa/mentalnya. Usia remaja adalah yang paling peka terhadap lingkungan terutama pengaruh keluarga, khususnya dari orang tuanya sendiri atau Saudara-saudaranya yang lebih tua karena berbagi jenis bacaan mengandung pengetahuan yang dasar hingga yang canggih.

Motivasi baca yang baik dan benar pada anak akan mendorongnya dalam kegemaran membaca, yang dampaknya membudaya. Perlu diperhatikan bahan bacaan yang disesuaikan dengan tingkat penalaran atau pemahaman bagi anak-anak.

Program yang berkelanjutan mengenai “Gemar membaca” telah dicanangkan oleh para pendidik dan pustakawan juga dianjurkan, bahwa yang paling tepat dimulai di lingkungan keluarga. Bila sendiri mungkin anak diperkenalkan manfaat buku dengan diawali isi cerita yang sesuai usia masing-masing, maka sejak remaja akan mengenal faedah buku.

Faktor Penghambat

Hambatan di Indonesia adalah publikasi buku-buku yang sesuai usia remaja dan dewasa yang menarik masih terbatas di kota-kota besar untuk mengatasi kendala tersebut Perpustakaan Nasional Propinsi di tiap daerah mengadakan layanan hingga ke desa-desa dengan mobil, perahu dan juga sepeda motor.

Masyarakat setempat mengetahui waktu dan tempat perpustakaan keliling datang, masing-masing Provinsi mempunyai programnya sendiri untuk meningkatkan layanan yang disesuaikan dengan kondisi setempat, kadang-kadang menyelenggarakan kegiatan khusus guna menarik para remaja berkunjung, seperti lomba baca dan menceritakan singkat isi buku dan sebagainya.

Bagi pemenang disesuaikan hadiah buku agar sejak dini suka baca buku. Tidak kurang penting dalam memacu minat baca anak diadakan kerjasama perpustakaan dengan sekolah dan penerbit atau organisasi profesi ada kaitannya dengan pendidikan.

Di Indonesia masih ada faktor yang menghambat program kegiatan tersebut, antara lain taraf kemampuan masyarakat di daerah terpencil yang belum ada kesempatan untuk memasukkan anaknya ke sekolah.

Pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya cukup penting, karena keteladanan orang tua memanfaatkan waktu senggang dengan membaca buku-buku menarik dan kemudian menceritakan kepada keluarga (anak-cucunya) dalam garis besarnya saja. Pada umumnya akan timbul keinginan anak untuk membacanya sendiri. Semakin tinggi motivasi baca seseorang, kian tinggi pula kemauan minat bacanya.

Dengan meningkatnya harga buku, baik orang tua maupun guru menganjurkan anak didiknya memanfaatkan perpustakaan di lingkungannya. Bahkan di tiap provinsi pun Perpustakaan Nasional Provinsi pada waktu-waktu tertentu memberi layanan oleh “Perpustakaan Keliling” ke desa-desa.

Kendaraan yang digunakan pada umumnya bis, sekarang juga menggunakan sepeda masuk kampung dan juga perahu di wilayah Kalimantan, karena penduduk bermukim di sepanjang sungai. Masyarakat setempat dapat meminjam buku untuk dibaca pulang. Alangkah baiknya bila ada kerjasama antara Perpustakaan Nasional Propinsi dengan beberapa sekolah untuk dapat kesempatan “parkir” mobil perpustakaan keliling.

Dengan demikian memudahkan para siswa memanfaatkan koleksi Perpustakaan Nasional Propinsi masing-masing.

sumber: Majalah : Visi Pustaka Edisi : Vol. 2 No. 2 – Desember 2000

Exit mobile version