Site icon Dunia Perpustakaan

Pemuda Ini Kumpulkan Buku demi Bangun Minat Baca di Ende

Pemuda Ini Kumpulkan Buku demi Bangun Minat Baca di Ende.

Dunia Perpustakaan | Ketika bepergian, mengabadikan momen dengan selfie di tempat-tempat menarik, kemudian mengunggahnya ke media sosial sudah biasa dilakukan. Namun, cowok ini mengambil cara tidak biasa untuk mengenang perjalanannya ke pelosok Nusantara.

Akhir 2015 lalu, Robinson Sinurat mendapat kesempatan mengunjungi Dusun Wolobetho Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Melalui program Menyapa Negeri besutan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Obin, demikian dia biasa disapa, dan beberapa anak muda Indonesia lainnya menularkan ilmu kepada masyarakat dan pelajar di daerah Terluar, Terdepan, Tertinggal (3T) tersebut.

Siapa sangka, alih-alih membagi inspirasi, perjalanan singkatnya selama sekira seminggu justru menginspirasi Obin untuk turut membantu meningkatkan pendidikan di desa tersebut.

“Saat mengunjungi salah satu sekolah, saya mengetahui jika tidak ada perpustakaan di sana sehingga para siswa tidak memiliki buku untuk dibaca. Mereka hanya mengandalkan buku yang dipinjamkan guru,” ujar Obin, seperti yang dikutip dari okezone.com.

Cerita sang guru menggerakkan hati Obin untuk berbuat sesuatu. Sekembalinya ke Ibu Kota, Obin pun memulai aksi penggalangan donasi demi membangun perpustakaan di sekolah tersebut. Lewat media sosial, Obin mengampanyekan program yang dinamainya Buku untuk Ende tersebut. Dia mengajak masyarakat mendonasikan buku bekas layak baca maupun uang.

Sejak Desember 2015 hingga Februari 2016 saja, sedikitnya 1.000 buku berhasil dia kumpulkan. Begitu banyaknya, kamar kos yang dipakainya untuk menampung buku-buku donasi pun menjadi amat sesak.

“Ibu kos juga sudah menegur karena saya menyimpan banyak buku di lorong,” tuturnya.

Proses donasi sendiri sudah ditutup. Kini, Obin dan rekan satu timnya sedang merencanakan proses pengiriman buku-buku tersebut ke Ende. Dia menargetkan, proses ini rampung pada Mei.

“Saat ini kami masih menunggu donasi dana terkumpul yang nantinya akan dipakai mengongkosi pengiriman buku ke Ende,” ujar cowok kelahiran 25 Juli 1990 tersebut.

Obin sendiri berharap, program donasi buku ini tidak hanya sekali dilakukan. Lulusan SMAN 15 Medan dan sarjana Universitas Sriwijaya (Unsri) itu ingin programnya terus berlanjut dan menjangkay lebih banyak wilayah di Indonesia yang memang membutuhkan buku.

“Masih banyak siswa di berbagai wilayah Tanah Air membutuhkan buku sebagai sarana belajar,” tutupnya.

Exit mobile version