Dunia Perpustakaan | Sejarah Perpustakaan di Asia | Perpustakaan di Asia telah ada sejak jaman dahulu. Pada abad ke-3 SM, perpustakaan pertama di Asia muncul tak lepas dari adanya keberadaan perpustakaan di Mesir kuno. Perpustakaan di Mesir yang saat itu sudah dikenal yaitu Perpustakaan Alexandria yang merupakan salah satu perpustakaan terbesar dan paling penting pada masanya.
Berikut ini merupakan ulasan lengkap terkait dengan sejarah perpustakaan di Asia.
Sejarah Perpustakaan di Asia
Perpustakaan di India
Bangunan Perpustakaan Taxila diklaim sebagai salah satu perpustakaan tertua di Asia yang ditemukan di kota Taxila, India. Perpustakaan Taxila dibangun pada abad ke-6 SM, perpustakaan ini merupakan salah satu perpustakaan terbesar dan paling penting pada masanya.
Perpustakaan Taxila dibangun oleh Raja Ashoka dan digunakan sebagai perpustakaan umum untuk masyarakat Taxila. Ia menyimpan berbagai jenis literatur, seperti teks filsafat, sastra, dan ilmu pengetahuan. Beberapa teks yang disimpan di perpustakaan ini ditulis dalam bahasa Sanskerta, Prakrit, dan Pali.
Perpustakaan Taxila juga digunakan sebagai tempat belajar bagi mahasiswa yang belajar di Universitas Taxila. Universitas ini dikenal sebagai salah satu universitas terbesar dan paling penting pada masanya dan menawarkan berbagai jenis studi, seperti filsafat, sastra, ilmu pengetahuan, dan seni bela diri.
Perpustakaan di China
Selama dinasti Han, perpustakaan di China terus berkembang dan menjadi salah satu perpustakaan terbesar di dunia pada masanya. Pada abad ke-2, perpustakaan di China dibangun di kota Luoyang dan menyimpan lebih dari 100.000 buku.
Kemudian pada abad ke-7, perpustakaan di China dibangun di kota Nanking dan menyimpan lebih dari 400.000 buku. Pada abad ke-8, perpustakaan di China dibangun di kota Kaifeng dan menyimpan lebih dari 500.000 buku.
Selama dinasti Ming dan Qing, perpustakaan di China terus berkembang dan menyimpan berbagai jenis literatur yang penting bagi budaya dan sejarah China. Pada abad ke-19, perpustakaan di China dibangun di kota Beijing dan menyimpan lebih dari 1 juta buku.
Perpustakaan di Jepang
Seiring berkembangnya waktu, perpustakaan di Jepang terus berkembang dan menyimpan berbagai jenis literatur yang penting bagi budaya dan sejarah negara tersebut. Saat ini, perpustakaan di Jepang telah berubah menjadi perpustakaan modern yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan bagi pengunjungnya.
Perpustakaan di Jepang dikelola oleh pemerintah lokal, universitas, dan organisasi swasta.
Perpustakaan di Indonesia
Musafir Fa-Hsien dari tahun 414 Masehi menyatakan bahwa di kerajaan Ye-po-ti, yang sebenarnya kerajaan Tarumanegara banyak dijumpai kaum Brahmana yang tentunya memerlukan buku atau manuskrip keagamaan yang mungkin disimpan di kediaman pendeta.
Fa Hsien atau Fa Hien, juga ditulis Faxian adalah seorang biarawan berkebangsaan Tionghoa dan seorang penjelajah dari abad ke-5 Masehi. Ia adalah salah satu dari beberapa orang yang melaporkan keberadaan beberapa negeri pada masa awal periode Hindu-Buddha di Nusantara.
Pada sekitar tahun 695 Masehi, di Ibukota Kerajaan Sriwijaya hidup lebih dari 1000 orang biksu dengan tugas keagamaan dan mempelajari agama Budha melalui berbagai buku yang tentu saja disimpan di berbagai biasa.Di pulau Jawa, sejarah perpustakaan tersebut dimulai pada masa Kerajaan Mataram. Hal ini karena di kerajaan ini mulai dikenal pujangga keraton yang menulis berbagai karya sastra. Karya-karya tersebut seperti Sang Hyang Kamahayanikan yang memuat uraian tentang agama Budha Mahayana.
Selama berabad-abad, perpustakaan di Asia terus berkembang dan menyimpan berbagai jenis literatur yang penting bagi budaya dan sejarah negara-negara di Asia. Saat ini, perpustakaan di Asia telah berubah menjadi perpustakaan modern yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan bagi pengunjungnya.