Kota Magelang Masuk Kriteria Menjadi Daerah Literasi.
Dunia Perpustakaan | Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, SP Andriani, mendorong setiap kabupaten dan kota se-Jateng agar menjadi daerah literasi.
Dilansir dari tribunJogja.com , [01/09/16]. Hal tersebut dilakukan untuk mengerek minat membaca masyarakat, atau anak-anak pada khususnya. Ia menandaskan, dewasa ini, minat baca di kalangan anak-anak terus mengalami kemunduran dari hari ke hari.
Semakin mudahnya mengakses situs-situs online, dengan ditunjang peralatan yang canggih, tak bisa dipungkiri, menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya daya tarik terhadap buku.
“Tapi, kemajuan teknologi tentu tak bisa disalahkan. Namun, disamping itu, kita harus tetap mengupayakan agar budaya membaca buku jangan sampai tergerus dan hilang begitu saja. Salah satu caranya adalah mendorong setiap daerah untuk memiliki gerakan literasi,” tukasnya.
Andriani yang hadir langsung dalam pembukaan Festival Buku 2016, di Kantor Perpustakaan Kota Magelang, pada Kamis (09/16) menandaskan, bahwa saat ini terdapat dua daerah di Jateng yang menjadi daerah literasi, yaitu Solo dan Sragen.
Sementara daerah lain masih diupayakannya untuk menyediakan perpustakaan dengan fasilitas mumpuni.
“Kota Magelang saya rasa cukup memenuhi kriteria untuk dijadikan daerah literasi. Selain memiliki perpustakaan yang bagus, saya dengar di daerah ini juga ada desa buku. Sangat menarik menurut saya,” katanya.
Ia juga menjelaskan, salah satu program yang digalakan oleh pihaknya untuk meningkatkan minat baca adalah dengan membuat gerakan membaca buku selama 15 menit sebelum masuk jam belajar sekolah.
Dirinya berharap supaya gerakan tersebut nantinya dapat diterapkan di seluruh sekolah di wilayah Jateng.
“Bagaimanapun juga, pepatah buku adalah jendela dunia masih berlaku sampai saat ini. Dengan membaca buku, ilmu dan wawasan dipastikan akan semakin luas,” cetusnya.
Sementara itu, Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, dalam sambutan pembukaannya, menekankan dorongan pada anak-anak untuk lebih gemar membaca buku.
Menurutnya, di dalam ribuan buku yang tersedia dan telah tertata rapi di setiap rak perpustakaan Kota Magelang, tersimpan banyak sekali pengetahuan yang dapat digali.
“Tetaplah membaca buku, karena pengalaman yang didapat dari buku luar biasa besar. Paling tidak, lima menit saja membaca buku dalam satu hari, akan banyak manfaat yang dirasakan,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kota Magelang, Widhi Haryani, menyatakan komitmennya dalam mewujudkan Kota Magelang sebagai kota cerdas.
Karena itu, pihaknya terus berupaya menambah pelayanan perpustakaan. Beberapa langkah tersebut antara lain membuka layanan sirkulasi, referensi, internet, audio visual, pemutaran film di ruang mini theater, wisata buku, dongeng, perpustakaan keliling, layanan Braille, hingga layanan anak.
“Selain itu, kami juga rutin menyelenggarakan berbagai lomba literasi tingkat Kota Magelang, seperti lomba bercerita tingkat pelajar, lalu lomba penulisan artikel populer,” pungkasnya.