Dunia Perpustakaan | Perpustakaan Masa Depan | Pada era sekarang ini mungkin beberapa prediksi tentang perpustakaan di masa depan sudah mulai terlihat. Khususnya di beberapa perpustakaan yang dikelola oleh pustakawan profesional yang memiliki fasilitas terbaik, serta didukung oleh pendanaan yang besar.
Perpustakaan yang lain diprediksi akan mengikuti trend perkembangan zaman, sejalan dengan peningkatan mutu SDM para pustakawan serta semakin banyaknya alternatif teknologi yang jauh lebih murah sehingga banyak jenis perpustakaan yang mampu membeli dan menggunakan teknologi dalam membantu meningkatkan mutu dan kwalitas pelayanan perpustakaan.
Perpustakaan di masa depan akan mengalami perubahan yang signifikan dalam hal teknologi dan inovasi.
Ketimpangan Fasilitas Teknologi di Indonesia
Sebelum saya ulas lebih jauh tentang Perpustakaan Masa Depan. Saya ingin mengajak para pembaca untuk tetap berfikir realistis tentang sebuah fakta, adanya ketimpangan yang jauh antara daerah satu dengan lainya.
Di Indonesia, ketimpangan dari sisi teknologi dan fasilitas antara perpustakaan di Jawa dan di luar Jawa, ketimpanganya masih sangat jauh sekali.
Kalau di Jawa, apalagi di perpustakaan perguruan Tinggi favorit, yang anggaran perpustakaanya besar. Mereka akan mampu mengikuti semua perkembangan teknologi yang ada, dan sudah banyak yang langsung menerapkan implementasi di perpustakaanya.
Namun akan beda cerita kalau kita melihat realita di Indonesia Timur, khususnya di daerah-daerah terpencil. Sehingga saya harus berhati-hati saat menuliskan tentang Perpustakaan Masa Depan, dengan tetap menyeimbangkan dengan realita di lapangan.
Misalnya saat saya bicara fasilitas internet di perpustakaan, bagi pustakawan di Jawa, itu akan dianggap sebagai fasilitas lama. Namun bagi pustakawan di luar jawa, khususnya di daerah-daerah tertinggal, bagi mereka fasilitas internet adalah masa depan. Hal itu karena faktanya fasilitas internet belum ada di perpustakaan mereka.
Bahkan saat saya membuat tulisan ini, beberapa waktu lalu saya menawarkan bantuan untuk membantu perpustakaan online di salah satu sekolah di Papua yang sebelumnya menghubungi saya, jawaban mereka apa?
“Mohon maaf, disini belum ada jaringan internet”. Untuk bisa chat dengan saya, mereka harus ke kota dengan jarak yang sangat jauh.
Sehingga saya tetap mencoba seimbang dalam membuat ulasan di tulisan ini. Karena mungkin bagi kita yang di Jawa, fasilitas internet di perpustakaan dianggap sudah usang, kuno, dan bukan hal yang baru. Apalagi disebut teknologi masa depan, sangat tidak layak.
Namun sebagaimana saya sebut diatas, fasilitas internet yang murah dan stabil bagi warga di daerah Indonesia Timur, khususnya daerah terpencil, fasilitas internet masih dianggap harapan masa depan yang mereka sendiri tidak berani bermimpi kapan itu akan terealisasi.
Perpustakaan Masa Depan
Berikut ini merupakan beberapa penerapan teknologi yang secara bertahap digunakan di berbagai perpustakaan yang akan disebut sebagai perpustakaan masa depan. Penerapan ini sekaligus menjadi Ciri-ciri Perpustakaan Masa Depan.
Ciri-ciri Perpustakaan Masa Depan
Perpustakaan masa depan, biasanya memiliki ciri-ciri khusus. Beberapa ciri yang khas adalah terkait dengan penerapan dan implementasi teknologi yang canggih di perpustakaan tersebut. Penerapan teknologi tersebut juga diikuti oleh mutu dan kwalitas Sumber Daya Manusia dari pustakawanya.
#1. Teknologi Digital
Dengan menggunakan teknologi digital dapat digunakan dalam perpustakaan untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.
- Katalog online: Dengan ini memungkinkan pengguna untuk mencari buku, jurnal, dan sumber daya lainnya dengan cepat dan mudah.
- Sistem peminjaman online: Membantu pengguna untuk melakukan peminjaman dan pengembalian buku secara online.
- Aplikasi perpustakaan mobile: Dengan Aplikasi ini pengguna bisa mengakses katalog online, melakukan peminjaman, dan mengecek status peminjaman dari perangkat mobile.
- E-book: Dengan e-book ini, pengguna untuk membaca buku digital yang dapat diakses melalui komputer atau perangkat mobile.
- Digitalisasi koleksi: Dengan adanya digitalisasi pada koleksi dapat digunakan perpustakaan untuk menyimpan dan menyediakan akses ke sumber daya tertentu secara digital, seperti dokumen, foto, dan rekaman suara.
- Pembelajaran online: memungkinkan perpustakaan untuk menyediakan tutorial, webinar, dan kursus online yang dapat diakses oleh pengguna.
Penggunaan teknologi digital dapat membantu perpustakaan menjadi lebih mudah diakses dan membuatnya lebih efisien dalam menyediakan informasi dan sumber daya kepada pengguna.
#2. Virtual Reality
Teknologi Virtual Reality dapat digunakan di perpustakaan untuk meningkatkan pengalaman belajar dan mengejar pengetahuan bagi para pengunjung.
Penggunaan VR di perpustakaan
- Pembelajaran interaktif: Teknologi VR dapat digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan bagi pengunjung. Beberapa diantaranya, pengunjung dapat melakukan perjalanan virtual ke berbagai tempat di dunia untuk belajar tentang sejarah, budaya, atau geografi.
- Pameran virtual: Keberadaan VR bisa digunakan untuk menyajikan pameran virtual yang dapat diakses oleh pengunjung dari mana saja. Misalnya, pengunjung dapat mengunjungi pameran virtual tentang sejarah kota mereka atau pameran virtual tentang keanekaragaman hayati.
- Bibliografi virtual: Dengan adanya VR dapat digunakan untuk menyediakan akses ke koleksi perpustakaan dari jarak jauh. Pengunjung dapat menelusuri koleksi perpustakaan secara virtual dan meminjam buku dengan menggunakan VR.
- Pelatihan: VR mampu digunakan untuk memberikan pelatihan bagi pengunjung. Contohnya pelatihan tentang cara menggunakan perpustakaan atau pelatihan tentang cara mencari informasi di internet.
- Edukasi: VR bisa digunakan untuk menyediakan pengalaman edukatif yang menyenangkan bagi anak-anak dan remaja. Misalnya, anak-anak dapat belajar tentang ilmu pengetahuan melalui permainan virtual yang menyenangkan.
#3. Artificial Intelligence
Teknologi Artificial Intelligence (AI) dapat digunakan dalam berbagai cara di perpustakaan untuk meningkatkan layanan dan efisiensi.
1. Sistem rekomendasi bahan pustaka
Keberadaan AI dapat digunakan untuk menganalisis data bahan pustaka yang telah dipinjam dan dibaca oleh pengguna untuk memberikan rekomendasi bahan pustaka yang relevan untuk mereka.
2. Pencarian bahan pustaka
AI bisa digunakan untuk meningkatkan pencarian bahan pustaka dengan menganalisis data bahan pustaka dan menyediakan hasil pencarian yang lebih akurat dan relevan.
3. Pemeliharaan koleksi
Dengan AI dapat dipergunakan untuk menganalisis data peminjaman bahan pustaka dan menentukan bahan pustaka yang perlu diganti atau ditambahkan ke koleksi perpustakaan.
4. Sistem peminjaman
Dengan system AI dapat digunakan untuk menganalisis data peminjaman bahan pustaka dan menentukan bahan pustaka yang perlu dikembalikan atau diperpanjang.
5. Layanan pelanggan
Keberadaan AI mampu dipergunakan untuk meningkatkan layanan pelanggan dengan menyediakan solusi masalah yang cepat dan efektif melalui chatbot atau sistem pembelajaran mesin.
6. Pengelolaan ruangan
Lahirnya AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan ruangan dengan menganalisis data ruangan yang digunakan dan menentukan ruangan yang perlu digunakan atau tidak.
7. Pengelolaan inventaris
Teknologi AI dapat digunakan untuk mengelola inventaris perpustakaan dengan menganalisis data inventaris dan menentukan inventaris yang perlu diganti atau ditambahkan.
#4. Internet of Things (IoT)
Perpustakaan di masa depan mungkin akan menggunakan teknologi IoT untuk meningkatkan pengalaman baca dan belajar bagi pengguna. Pengguna dapat mengakses koleksi perpustakaan melalui perangkat IoT seperti smartwatch atau smartspeaker dan mendapatkan akses ke sumber daya lainnya seperti video tutorial atau webinar.
Teknologi IoT ini dapat digunakan dalam berbagai cara di perpustakaan untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengunjung.
IoT di perpustakaan
- Sistem pemantauan ketersediaan buku: Teknologi IoT dapat digunakan untuk memantau ketersediaan buku di perpustakaan dan memberikan informasi kepada pengunjung tentang buku yang tersedia atau tidak tersedia.
- Pengaturan suhu dan cahaya: IoT bisa dipergunakan untuk mengontrol suhu dan cahaya di perpustakaan untuk menyediakan lingkungan yang nyaman bagi pengunjung.
- Pemantauan ruangan: Dengan Kehadiran IoT mampu digunakan untuk memantau ruangan di perpustakaan dan memberikan informasi tentang jumlah pengunjung yang ada di ruangan tersebut.
- Pengingat peminjaman buku: Teknologi IoT bisa dipergunakan untuk mengingatkan pengunjung tentang peminjaman buku yang akan kadaluarsa dan memberikan pengingat untuk mengembalikan buku tersebut.
- Sistem pembayaran: System IoT akan bisa digunakan untuk membuat pembayaran di perpustakaan menjadi lebih mudah dan cepat.
- Pengenalan wajah: IoT mampu dipergunakan untuk mengenali wajah pengunjung dan menyediakan akses ke perpustakaan tanpa harus menggunakan kartu akses.
- Pemantauan kondisi buku: IoT dapat digunakan untuk memantau kondisi buku di perpustakaan dan memberikan informasi tentang buku yang rusak atau memerlukan perbaikan.
#5. Teknologi Blockchain
Teknologi blockchain dapat digunakan dalam perpustakaan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam manajemen koleksi buku dan peminjaman.
Blockchain di perpustakaan
- Pendaftaran koleksi buku: Blockchain dapat digunakan untuk menyimpan informasi tentang koleksi buku di perpustakaan, termasuk judul, pengarang, jumlah eksemplar, dll. Keberadaanya memungkinkan perpustakaan untuk menyimpan data yang akurat dan dapat diandalkan tentang koleksi buku mereka.
- Peminjaman buku: Dengan adanya Blockchain bisa digunakan untuk mencatat transaksi peminjaman buku, termasuk tanggal peminjaman, tanggal pengembalian, dan informasi tentang peminjam. Dengan ini memungkinkan perpustakaan untuk mengatur dan mengontrol peminjaman buku dengan lebih efisien.
- Keamanan data: Teknologi Blockchain menyediakan tingkat keamanan yang lebih tinggi karena data yang disimpan di dalamnya tidak dapat diubah atau dihapus. Hal ini membuat data yang disimpan di perpustakaan aman dari peretasan atau pencurian.
- Aksesibilitas: Adanya Blockchain dapat digunakan untuk membuat data koleksi buku yang tersimpan di perpustakaan dapat diakses oleh pengunjung perpustakaan dari mana saja melalui internet. Ini memberi peluang pengunjung perpustakaan untuk mencari dan memesan buku dari jarak jauh.
- Pembayaran: Kehadiran Blockchain dapat digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran peminjaman buku, seperti biaya peminjaman atau denda. Teknologi tersebut memungkinkan perpustakaan untuk mengelola pembayaran dengan lebih efisien.
Secara keseluruhan, teknologi dan inovasi akan memainkan peran penting dalam meningkatkan pengalaman baca dan belajar bagi pengguna perpustakaan di masa depan.
Pustakawan tidak ada pilihan lain selain harus MAU BELAJAR serta melakukan INOVASI dan KREATIFITAS dalam mengelola perpustakaan di setiap zaman. Hal ini agar keberadaan perpustakaan tetap menjadi tempat yang kekal dan abadi dalam setiap perkembangan zaman dari sekarang hingga di masa depan.
Satu lagi yang tidak kalah penting adalah peran pemerintah dan pihak terkait untuk memaksimalkan upaya dan dana. Agar jangan sampai ketimpangan dalam hal implementasi teknologi terlalu jauh, akhirnya mengganggu pemerataan mutu SDM antara satu daerah dengan daerah yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
- “The Role of Virtual Reality in Academic Libraries” oleh Sandeep Kaur dan Preeti Kaur (2018) – https://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=4064&context=libphilprac
- “Library Automation in Developing Countries: Challenges and Opportunities” oleh Joseph Chisenga dan Christine Stilwell (2018) – https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/LM-03-2017-0031/full/html
- “Internet of Things (IoT) in Libraries: A Review of the Current State of Research” oleh Sanjay Kumar Singh (2018) – https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/EL-11-2017-0244/full/html
- “Blockchain Technology in Libraries: A Preliminary Study” oleh Weiping Li dan Hao Wang (2019) – https://www.mdpi.com/2304-6775/7/4/55/htm
- “Big Data and Libraries: New Opportunities for Enhanced Services” oleh Kristin Briney dan Jake Carlson (2016) – https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0961000616675503