Dunia Perpustakaan | Perpustakaan untuk Petani di Jepang | Jepang merupakan negara dengan tingkat minat baca masyarakatnya sangat tinggi. Hal ini tidak terlepas adanya peran semua pihak di negara tersebut dalam mewujudkan masyarakat yang menjadikan aktivitas membaca sebagai budaya. Peran tersebut dimulai dari orang tua, sekolah, pemerintah, hingga pihak swasta, semuanya terlibat.
Baca juga:
- Mengintip dan Belajar Budaya Baca di Jepang
- Budaya Baca di Jepang: Sekolah dan Orang Tua Wajibkan Anak Membaca sejak Kecil
Perpustakaan bawah tanah untuk Petani. Membajak sawah di hari cerah dan membaca buku di hari hujan…
Perpustakaan di Bumi diperuntukkan bagi orang-orang seperti itu. Lokasinya terletak di Kota Kisarazu, Jepang. Perpustakaan ini berlokasi di pojok LAPANGAN KURKKU yang dikelola oleh perusahaan produksi pertanian. Tanah datar dan kering berada di atas lembah yang dipenuhi puing-puing konstruksi.
(Baca juga: 10 Kebiasaan Orang Jepang yang Menjadikan Jepang Sangat Maju)
Kami bertujuan untuk memulihkan lembah subur yang mengarah ke kolam yang oleh para petani disebut Kolam Induk. Dan kami percaya bahwa arsitekturnya tidak boleh menempati lapisan tanah yang diolah. Lokasinya harus tetap ada di bawah tumbuh suburnya tanaman dan mikroorganisme di dalam tanah. Bumi telah dianggap sebagai sumber segala kehidupan dan simbol keibuan.
Konsep
Lantai, dinding, dan langit-langit semuanya dilapisi dengan tanah dan terhubung dengan mulus, dan halaman rumput yang telah ditanam hingga tepi vertikal pelat menggantung dengan subur dan memberikan kesan lembab pada ruangan. Detail ini memungkinkan keseimbangan irigasi dan retensi air disesuaikan dengan musim.
Ketinggian plafon di dalam ditentukan oleh kemiringan tanah, sehingga terdapat area dengan plafon rendah dan ruangan kecil tersembunyi yang hanya dapat dimasuki oleh anak-anak. Di bagian terdalam terdapat ruang untuk bercerita. Di ruang mirip rahim yang meninggikan halaman berumput, lipatan rak buku mengelilingi kursi berundak, dan buku-buku dari koleksi pekerja pertanian dan buku untuk anak-anak berjejer. Rangka vertikal rak buku setebal 40 mm memanjang ke atas untuk menopang ruang.
Bila balok vertikal tipis menopang balok berikutnya, dan balok vertikal tersebut juga ditopang oleh balok tetangganya, maka ruang yang besar dapat ditopang secara keseluruhan bila pengulangannya membentuk lingkaran. Di ujung rantai dukungan timbal balik, muncul ruang sosial yang tidak bisa diciptakan oleh individu yang kuat saja. Lampu atas di tengah bangunan yang melambangkan komunitas pertanian KURKKU FIELDS membingkai pemandangan menyerupai bumi yang diselimuti langit biru dan awan. Ini adalah perpustakaan yang memikirkan bumi.
VIDEO
https://web.facebook.com/reel/2147342685613786
gambar: www.archdaily.com