Dunia Perpustakaan | Sukses Berkat Perpustakaan | Coba disini yang merasa pustakawan/pengelola perpustakaan, sudah ada berapa kisah succses story gara-gara rajin datang ke perpustakaan anda?
Jika kalian bingung karena gak punya data, disinilah kita harus belajar dari para pedagang yang mereka punya data testimoni pelanggan mereka. Tujuanya agar supaya siapapun yang membaca testomni tersebut tertarik untuk membeli produknya.
Pustakawan/pengelola perpustakaan, mulai sekarang seharusnya juga wajib punya data contact anggota perpustakaan bahkan hingga group WhatsApp. Tujuanya agar saat ada yang sukses setelah rajin datang ke perpustakaan, kisah mereka bisa jadi testimoni. Testimoni tersebut bisa dishare di medsos sehingga masyarakat lain punya alasan kenapa mereka harus rajin datang ke perpustakaan.
Kalau kita tidak punya data itu, jangan-jangan inilah salah satu alasan yang bikin masyarakat malas datang ke perpustakaan?. Hal tersebut karena pustakawan tidak memiliki data dan bukti jika perpustakaan punya peran di masyarakat.
Contoh salah satu testimoni yang bisa jadi contoh adalah kisah peternak yang satu ini.
Sukses bermula dari Perpustakaan
Wahid, seorang pemuda asal Pamekasan, Jawa Timur yang berhasil mengangkat ekonomi keluarganya. Ia menjelma dari seorang juru parkir menjadi peternak ayam sukses di daerah setelah mengakses perpustakaan.
Pamekasan masuk ke dalam daftar 98 kabupaten di Indonesia yang mendapat bantuan program Perpustakaan Seru (PerpuSeru). Program ini merupakan dari Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI). Wahid kebetulan bekerja sebagai juru parkir di salah satu perpustakaan yang menjadi mitra PerpuSeru di Pamekasan.
Ia kemudian tertarik mengikuti pelatihan komputer dan internet gratis di perpustakaan tempatnya bekerja. PerpuSeru merupakan program pengembangan perpustakaan di Indonesia sebagai pusat belajar dan berkegiatan masyarakat yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Wahid tertarik mempunyai usaha beternak ayam bangkok di rumahnya. Dia didampingi pustakawan mulai menggunakan layanan internet gratis di perpustakaan. Tujuanya untuk mencari informasi cara beternak ayam yang benar dan mengatasi ayam sakit.
“Awalnya saya hanya punya tiga ekor ayam, dua betina dan satu jantan. Sekarang saya sudah punya 500 ekor ayam,” katanya dikutip dari Republika.co.id di Nusa Dua, Kamis (15/4).
Untung Jutaan
Pria yang sudah berkeluarga ini kemudian menerapkan informasi yang diperolehnya dari internet perpustakaan. Dari hasil ternak ayamnya, Wahid kini mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan. Istrinya juga bisa membuka usaha katering dengan pendapatan rata-rata Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per bulan atau penghasilan bersih sekitar Rp 5 juta per bulan.
Kisah sukses mereka yang rajin membaca dan mengakses informasi di perpustakaan juga dirasakan Sofian Hidayat, seorang pemuda asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Sofian rela menempuh jarak 15 kilometer (km) dari rumahnya demi mengikuti program pendidikan komputer yang diberikan cuma-cuma oleh perpustakaan yang menjadi mitra PerpuSeru di Tabalong.
Setelah mengikuti pelatihan rutin selama 17 hari saja, dia berani membuka kursus komputer di kampung halamannya, Kecamatan Halong untuk memajukan pendidikan pemuda setempat. Sofian menggunakan sebuah ruangan Sekolah Dasar (SD) tempat dia bersekolah dulu sebagai tempat mengajar kusus.
Sofian termotivasi membuka kursus komputer di Halong supaya anak-anak muda di daerahnya bisa bersaing dengan pemuda daerah lain, meski mereka putus sekolah. Saat ini, kata Sofian sudah ada sekitar 40 pemuda di daerahnya yang mengikuti pelatihan komputer.
Sofian kini terus mengembangkan lembaga kursus komputer di daerahnya untuk menjangkau lebih banyak pemuda putus sekolah. Keterampilan komputer bisa menjadi modal mereka mendapatkan pekerjaan dan penghidupan lebih baik.