Dunia Perpustakaan | Festival Literasi Gowa 2025 | Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang, membuka Festival Literasi 2025. Acara ini digelar di Gedung Layanan Perpustakaan Umum Daerah, Senin (26/5). Mengangkat tema “Anging Mammiri Berembus, Literasi Bertumbuh”, festival ini menjadi ajang membangun budaya baca dan memperkuat gerakan literasi di masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati menyebut tema tersebut bukan sekadar kata-kata indah. Tema ini harus menajdi gambaran semangat bersama untuk menjadikan literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Literasi harus berembus seperti Anging Mammiri angin sejuk khas Sulsel yang hadir di rumah, sekolah, komunitas, hingga ruang publik,” ujarnya. Hal ini sebagaimana dikutip dari kabarmakassar.com, (27/5/2025)
Ia menegaskan, literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi tentang memahami dunia dan meresponsnya secara bijak. Festival ini disebut sebagai bentuk nyata gerakan literasi yang dibangun secara kolektif, bukan sekadar seremoni tahunan.
Program dan Kegiatan
Beragam kegiatan digelar, mulai dari pameran produk lokal, lomba bertutur, diskusi edukatif, bedah buku, hingga workshop. Festival juga menjadi momen pengukuhan Bunda Literasi Kecamatan se-Gowa. Program ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak budaya baca dari keluarga hingga masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gowa, Suhriati, menyampaikan apresiasi atas suksesnya acara dan berharap festival ini terus berlanjut sebagai agenda tahunan. Kegiatan ini akan berlangsung hingga 28 Mei 2025 dan diikuti oleh peserta dari 18 kecamatan, unsur sekolah, serta penerbit.
Program seperti ini sebenernya baik, namun harus dijadikan catatan tidak boleh hanya program ceremonial saja. Program seperti ini harus menjadi momentum untuk membangkitkan semangat meningkatkan budaya baca. Festival Literasi Gowa 2025 yang digelar bisa memberikan semangat untuk masyarakat Gowa aagr mereka menyadari pentingnya membaca.
Di era serba digital dan serba canggih sekarang ini, budaya baca harus menjadi budaya masyarakat Gowa dan menular di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Jangan sampai program seperti ini hanya dijadikan buang-buang anggaran tanpa pernah tercapai visi dan misi atas program tersebut.
Festival Literasi Gowa 2025 harus menjadi contoh untuk daerah di sekitar Gowa agar melakukan hal yang sama agar memiliki semangat yang sama untuk membangkitkan semangat membaca.