Perpustakaan Desa di China terlihat dari atas saat malam hari
Perpustakaan Desa di China terlihat dari atas saat malam hari

Perpustakaan Desa di Yanzitou, Harapan Baru dari Pedalaman Tiongkok


Dunia Perpustakaan | Perpustakaan Desa di Yanzitou | Tak bisa dipungkiri, Tiongkok telah menjelma menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Di balik kemajuan pesat ini, ada strategi pembangunan yang tak hanya berfokus pada industri dan teknologi. Tiongkok juga memiliki investasi jangka panjang dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu wujud nyata dari strategi tersebut adalah perhatian serius pemerintah Tiongkok terhadap pengembangan perpustakaan, bahkan hingga ke desa-desa terpencil di wilayah pegunungan.

Pembangunan perpustakaan desa tidak hanya dilihat sebagai fasilitas pelengkap, melainkan sebagai pusat pembelajaran, pelestarian budaya, dan penggerak komunitas lokal. Artikel berikut ini akan membawa Anda menelusuri salah satu contoh inspiratif: Rumah Buku Jamur di Desa Yanzitou, sebuah bangunan unik yang menyatukan alam, budaya, dan pendidikan dalam wujud yang penuh makna dan simbol harapan.

Di balik pegunungan Wuliang, tersembunyi Desa Yanzitou—sebuah dusun terpencil di Provinsi Yunnan, Tiongkok, yang dihuni oleh enam kelompok etnis: Han, Yi, Bai, Dai, Li, dan Hani. Dengan hanya 71 keluarga, desa ini menghadapi tantangan depopulasi dan penuaan penduduk akibat migrasi generasi muda ke kota. Namun, setiap akhir pekan, desa ini kembali hidup saat anak-anak pulang dari sekolah di kota, memenuhi alun-alun dengan tawa dan keceriaan.

Di tengah desa berdiri sebuah bangunan unik: Rumah Buku Jamur. Dirancang oleh Kong Xiangwei Studio, bangunan ini terletak di antara dua rumah tua dan dinaungi oleh pohon kismis besar yang dilestarikan. Strukturnya yang menyerupai jamur lokal, dengan atap melingkar yang tumpang tindih, menciptakan simbolisme yang menyenangkan dan menyatu harmonis dengan lingkungan sekitar.

Simbol Keharmonisan dengan Alam

Perpustakaan Desa di ChinaDesain rumah buku ini mengadopsi pendekatan improvisasi, bekerja sama dengan pengrajin lokal. Batang baja bergaris 12 mm dijalin menjadi lengkungan seperti cabang, menjorok dari atap untuk membentuk kanopi ganda dengan mahkota pohon. Kubah beton cor di tempat menggantikan bahan “jerami dan tanah” tradisional, memastikan ketahanan sekaligus membangkitkan tempat berlindung yang prima.

Ruang Interaktif Lintas Generasi

Perpustakaan Desa di China terlihat dari atasRumah buku ini bukan sekadar tempat membaca. Di pagi hari, Tetua Yang yang berusia 93 tahun duduk di paviliun terdekat menunggu sinar matahari, sementara anak-anak membaca dan bermain di sekitar. Siang hari diisi dengan aktivitas para tetua yang bermain kartu, sementara anak-anak menjelajahi rak-rak buku. Sore harinya, Tetua Yang menjemput cucunya dari sekolah dan mereka menghabiskan waktu bersama di bawah atap jamur. Ruang ini menjadi kapsul waktu yang melestarikan ikatan lintas generasi dan memelihara identitas lokal.

Cahaya sebagai Elemen Dinamis

Perpustakaan Desa di China terlihat dari atas saat malam hari
Perpustakaan Desa di China terlihat dari atas saat malam hari

Cahaya alami menyaring melalui rongga pohon yang diawetkan, okulus sentral, dan rongga tangga, menghidupkan ruang dengan pola yang terus berubah. Kolom baja melengkung menghasilkan bayangan dendritik. Sementara rak buku semi bulat ditenun dari batang baja 6 mm. Semua dilapisi panel akrilik tembus cahaya dan jenuh warna—menyebarkan pantulan kaleidoskopik. Dinding lengkung miring berfungsi sebagai tempat duduk, tempat anak-anak berbaring untuk menyaksikan sinar matahari melintasi ruang, mengubah rumah buku menjadi “teater hidup” cahaya dan waktu.

Landmark Desa yang Ikonik

 

Atap berbentuk jamur yang ikonik ini berubah karakternya. Jika dilihat dari gang timur, atap ini menyerupai pinggiran topi. Jika dilihat dari atas, atap ini menyerupai wajah yang aneh. Tata letak yang terbuka dan jalur yang menanjak mengarah ke panggung di atap tempat anak-anak berinteraksi dengan pohon kismis. Memanen buahnya, atau memandangi kanopi hutan kuno. Di malam hari, bangunan ini diterangi seperti UFO yang melayang dan menjadi tengara desa yang fantastis.

Semoga saja keberadaan Perpustakaan Desa di Yanzitou ini bisa memberikan inspirasi sadddmmc


profil penulis: Ari Suseno

Founder CV. Dunia Perpustakaan Group. Pernah mengenyam pendidikan Jurusan Ilmu Perpustakaan (S1) di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. #ContentCreator, #Affiliate, #Blogger, #PegiatLiterasi, #SocialActivist Konsultasi dan Sharing Follow Us

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *