Perpustakaan, Masyarakat Dan Teknologi Informasi
Majalah : Visi Pustaka Edisi : Vol. 5 No. 2 – Desember 2003
Abstrak
Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan perpustakaan dalam pengelolaan informasi berbasis komputer demi kepentingan masyarakat. Pemanfaatan teknologi informasi bagi pengembangan perpustakaan dapat dilakukan dalam bentuk automating, informating dan transformating, yang bertujuan untuk mempercepat proses penyelesaian kegiatan perpustakaan jika dibandingkan dengan pekerjaan manual.
Sehingga peranan perpustakaan sebagai pusat sumber informasi akan berubah menjadi mitra aktif yang mendidik masyarakat untuk memperoleh dan menyeleksi informasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhannya.
Artikel Lengkap
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi informasi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Kemajuan teknologi informasi mendorong masyarakat industri (industry society) pelan-pelan beralih ke masyarakat informasi (information society)
Dalam era globalisasi, hampir setiap orang dalam kegiatannya tidak dapat terlepas dari informasi, karena informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Setiap aspek kehidupan dihubungan dengan ketersediaan informasi.
Hal itu menunjukkan bahwa informasi telah mendapatkan tempat yang penting dalam aktivitas masyarakat. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang mencari informasi. Artinya, permintaan terhadap informasi begitu penting sehingga informasi memiliki nilai ekonomi yang tinggi pula.
Untuk memenuhi tuntutan dari pengguna informasi, maka perpustakaan sebagai pengelola dan sumber informasi harus mampu memberikan pelayanan yang memadai dengan menyediakan informasi yang benar-benar relevan dengan permintaan pengguna.
Dalam hubungan ini perpustakaan perlu mencermati berbagai perubahan yang terjadi berkaitan dengan informasi dan kebutuhan informasi dalam masyarakat. Dalam sistem informasi berbasis komputer, fungsi perpustakaan tidak hanya sebagai penyedia informasi dalam bentuk fisik (bahan pustaka), melainkan harus sudah mengarah pada isi dari informasi tersebut.
Perpustakaan Dan Masyarakat
Sebagai gudangnya ilmu pengetahuan dan informasi, perpustakaan merupakan salah satu sarana favorit bagi masyarakat negara-negara maju. Sayangnya di Indonesia, antara perpustakaan dan masyarakat cenderung masih berjarak.
Selain itu, perpustakaan sebagai lumbung ilmu pengetahuan, ternyata tidak sepopuler mall atau tempat hiburan lainnya yang banyak dikunjungi orang. Hasil jajak pendapat terhadap responden pada kota-kota besar di Indonesia ditemukan bahwa lebih dari separuh responden, mencapai 55 persen, mengaku belum pernah sekalipun mendatangi atau mengunjungi perpustakaan (Kompas Minggu, 22-12-2002).
Bila dicermati lebih jauh sebenarnya keberadaan perpustakaan setidaknya menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan akses informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, dalam era global sekarang ini, perpustakaan dituntut untuk lebih peka dalam memahami kebutuhan dan permintaan masyarakat akan akses informasi tersebut.
Tuntutan itu sebenarnya tidak berlebihan mengingat perpustakaan dalam era informasi memang harus “bersaing” dengan media lain yang bersifat hiburan, massal dan disukai masyarakat, seperti diskotik, bioskop, taman hiburan, super market dan sebagainya. Maraknya tempat-tempat hiburan tersebut sanggup meninabobokan masyarakat di tengah dunia yang dipenuhi dengan rutinitas yang cenderung menjemukan.
Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika tempat-tempat yang bernuansa pendidikan, seperti perpustakaan, museum, masih kalah pengunjungnya dibandingkan dengan tempat-tempat yang bernuansa hiburan di media massa dibandingkan promosi bersuasana pendidikan.
Dalam konteks ini memang sangat diperlukan suatu terobosan baru dan serius serta berkelanjutan untuk menjadikan perpustakaan sebagai rumah belajar yang dekat dengan masyarakat
Peran dan Fungsi Perpustakaan
Peran perpustakaan dalam globalisasi, sangatlah penting. Sebab, perubahan-perubahan dunia yang cepat sebagai akibat dari globalisasi ini memacu masyarakat untuk mendapatkan dan memberdayakan informasi secara optimal. Permintaan masyarakat untuk medapatkan sumber-sumber akses informasi yang relevan, akurat dan tepatwaktu akan semakin meningkat. Oleh karena itu perpustakaan harus lebih proaktif dan inovatif dalam menyikapi, menyiasati dan mengantisipasi kecenderungan tersebut.
Seperti diketahui bahwa perpustakaan adalah suatu organisasi yang menghimpun, mengolah, menyimpan, menyediakan dan menyebarluaskan informasi. Anggapan tradisional yang selama ini berkembang di masyarakat, bahwa perpustakaan hanya gudangnya buku-buku (informasi). Akan tetapi sesungguhnya orientasi perpustakaan adalah kepada kepentingan penggunanya. Sheila Richie (1982) pada hakikatnya adalah untuk kemanfaatan bagi setiap orang yang membutuhkannya.
Peranan penting yang dimainkan perpustakaan dewasa ini adalah membantu proses akselerasi pembangunan bangsa, terutama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Ada dua peran yang diemban perpustakaan dalam pembangunan kualitas bangsa yaitu pertama, sebagai abdi masyarakat, perpustakaan merupakan wahana layanan informasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat untuk dapat mengembangkan kehidupan yang lebih cerdas. Kedua, sebagai agen pembangunan, perpustakaan merupakan bagian dari sumber daya informasi yang diperlukan bagi pembangunan dan proses modernisasi.
Sedangkan fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi, perpustakaan berfungsi sebagai jendela dunia ilmu pengetahuan, sebagai sumber edukasi, perpustakaan berfungsi sebagai sarana penunjang proses belajar-mengajar dan sebagai perangkat dinamis pendidikan. Sebagai sumber rekreasi, perpustakaan berfungsi sebagai tempat melepaskan ketegangan dan bersantai sambil memanfaatkan sumber bacaan, seperti koran, majalah atau pun buku-buku fiksi. Sebagai sumber penelitian, perpustakaan berfungsi sebagai sarana bagi pengembangan penelitian (research).
Tentang fungsi perpustakaan bagi pembangunan nasional, antara lain tersirat dalam pernyataan Presiden Soeharto tentang pentingnya buku, yang antara lain berbunyi : `Terdapat kaitan yang erat antara perbukuan (baca : perpustakaan) dan pembangunan. Melalui bacaan yang baik masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya, memperluas pandangannya, memperhalus budi pekerti dan mematangkan kebudayaannya.
Pada kesempatan lain juga disebutkan bahwa buku dan bahan-bahan bacaan lainnya diperlukan sebagai alat komunikasi antar manusia maupun antar bangsa. Akan sulit menggambarkan kemajuan masyarakat secara menyeluruh tanpa adanya sarana pengetahuan dan komunikasi berupa buku. Buku yang mengungkapkan beraneka keterangan yang ditulis untuk berbagai jenis lapisan kecerdasan masyarakat, merupakan alat yang penting dalam usaha memerangi kebodohan dan kemiskinan masyarakat.
Bagi Franz Magnis-Suseno (1997), buku dan manusia memiliki hubungan timbal balik. Menurutnya, buku telah dimanusiakan dan dalam waktu cukup cepat manusia juga dibukukan. Melalui pembukuan manusia dan pemanusiaan buku seseorang akan mengalami pembebasan dan penciptaan fantasi yang kaya.
Karena peran dan fungsi yang dimainkan sangat penting, maka para pengelola perpustakaan haruslah mendayagunakan secara optimal. Pemberdayaan perpustakaan dapat dilakukan antara lain dengan menciptakan kondisi perpustakaan yang kondusif bagi pengguna, menggugah pengguna untuk mampu menangani atau mengatasi permasalahan yang dihadapi secara kritis dan cemerlang, serta mampu memikat dan menarik hati pengguna untuk meningkatkan kunjungan ke perpustakaan dan membudayakan gemar membaca.
Jadi pemberdayaan perpustakaan haruslah menyangkut aspek kualitas hidup masyarakat menjadi meningkat dan dari bahan bacaan masyarakat akan dapat menyiasati problema yang dihadapi dalam hidupnya.
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi informasi yang begitu canggih dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan dalam pengelolaan informasi berbasis komputer demi kepentingan masyarakat. Pemanfaatan teknologi informasi bagi pengembangan perpustakaan dapat dilakukan dalam 3 (tiga) bentuk, yakni automating, informating dan transformating.
Automating, dimanfaatkan oleh perpustakaan dalam melakukan pekerjaan rutin, seperti pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pelayanan pengguna dan sebagainya. Dalam konteks ini, pemanfaatan teknologi informasi ini dapat mempercepat proses penyelesaian kegiatan perpustakaan jika dibandingkan dengan pekerjaan manual. Program otomasi perpustakaan seperti CDS/ISIS, Dynix atau program buatan sendiri (In Hous) merupakan contoh bentuk automating.
Informating, dimanfaatkan untuk mempermudah dalam penyampaikan informasi yang dimiliki perpustakaan kepada penggunanya. Pencarian dan penelusuran informasi dari berbagai arah dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat. Katalog terpasang, seperti OPAC, CD-ROM, BRS, DIALOG dan sebagainya merupakan contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan informasi.
Transforming, dimanfaatkan untuk membawa perubahan-perubahan penting dan mendasar bagi perpustakaan dalam mengelola, memberikan layanan dan menjalin hubungan antar unit informasi ataupun institusi. Kehadiran media seperti internet dan multi media lainnya, telah merubah konsep dasar maupun peranan perpustakaan.
Konsep perpustakaan tradisional yang berorientasi pada penyediaan akses informasi yang dimiliki, berubah pada konsep tanpa harus memilikinya. Tujuan perpustakaan tradisional untuk memperoleh dan meminjamkan buku berubah menjadi penyediaan hubungan antara pengguna dengan pelbagai jenis dan bentuk informasi dari tempat manapun.
Melalui pemanfaatan teknologi informasi seperti itu, peranan perpustakaan sebagai pusat sumber informasi akan berubah menjadi mitra aktif yang mendidik masyarakat untuk dapat memperoleh dan menyeleksi informasi yang benar-benar sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pengguna. Dengan begitu, masyarakat sebagai pengguna dan sebagai penyedia informasi akan semakin dekat dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Dari gambaran di atas tampak dengan jelas adanya suatu keterkaitan antara perpustakaan, masyarakat dan teknologi informasi. Perpustakaan memerlukan masyarakat sebagai pemakai jasa informasi, masyarakat membutuhkan perpustakaan untuk memperkaya dan memperluas wawasan berpikir, serta teknologi informasi dapat mempercepat dan mempermudah pencarian dan penelusuran informasi serta memperbarui dan memperlancar tugas-tugas perpustakaan.
Itu berarti, perpustakaan, masyarakat dan teknologi informasi merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dan selalu saling terkait demi terwujudnya masyarakat gemar membaca dan cinta perpustakaan.