Baca Buku

Inilah Alasan Kenapa Orang yang Suka Baca Buku Cenderung Akan Sukses!

Dunia Perpustakaan | Salah satu hal yang hingga detik ini masih membingungkan adalah, saat kita tahu bahwa membaca itu teramat sangat banyak manfaatnya, tapi di saat itu pula banyak orang yang tidak mau MELAKUKAN kebiasaan budaya membaca.

Padahal sejak kecil juga, kita sudah diajarkan bahwa membaca sebanyak mungkin adalah jalan menuju kesuksesan. Coba bayangkan seseorang yang cerdas, seseorang pekerja keras yang anda kenal, pasti Anda akan membayangkan mereka duduk di perpustakaan membaca beberapa buku sekaligus selama berjam-jam.

Meskipun orang yang hobi membaca belum bisa dijamin kesuksesannya, orang-orang sukses pastilah seorang pembaca setia.

Lihatlah Bung Karno, pada usia 16 tahun ia telah melahap habis berbagai karya besar Dunia. Ia mengagumi Thomas Jefferson dengan Declaration of Independence yang ditulis tahun 1776.

Di usia belia tersebut, Ia telah paham betul gagasan George Washington, Paul Revere, hingga Abraham Lincon. Semuanya ia pelajari dari membaca.  Ir. Sukarno, 70% harta kekayaannya adalah buku Beliau pernah berkata,

”Aku gemar sekali belajar, gemar membaca. Sampai, boleh dikatakan, aku kadang- kadang meninggalkan pelajaran-pelajaran di sekolah untuk waktunya aku pakai membaca buku-buku politik, yang tidak diajarkan di sekolah kepada saya.

Aku membaca sejarah dunia, aku membaca sejarah bangsa-bangsa, aku membaca kitab-kitab tentang gerakan kaum buruh, aku membaca tentang gerakan Islam.”

“Jadi, aku ini gemar membaca, oleh karena aku anggap perlu untuk mengisi otakku, mengisi pikiranku, mengisi semangatku selebar-lebar mungkin. Jendela terbuka, ide-ide itu masuk di dalam ingatanku, pikiranku itu.”

Dan semua dari mereka, orang yang gemar membaca dan orang sukses, memiliki ciri-ciri yang sama sebagai berikut.

Berikut ini merupakan 10 alasan kenapa orang yang suka membaca akan lebih bisa sukses dari mereka yang tidak suka membaca, dikutip dari berbagai sumber.

#1. Gemar membaca akan membuat orang menjadi fokus

ilustrasi: businessinsider.com

Orang-orang sukses mampu fokus pada satu tugas untuk jangka waktu yang lama. Siapa pun yang pernah membaca novel Atlas Shrugged karya Ayn Rand pasti sepakat bahwa menyelesaikan membaca bukunya bukanlah proses yang cepat karena bukunya sangat tebal; 1168 halaman.

Membaca sebuah buku bukanlah sebuah proses tunggal. Pembaca harus beristirahat, namun mereka tidak akan dapat meninggalkan bacaannya lebih dari satu hari, mereka akan melanjutkan membaca sampai selesai.

Orang-orang sukses merasakan hal yang sama mengenai tugas mereka, mereka akan terus berusaha menyelesaiakan tugas mereka hingga tuntas, dan mereka akan terus fokus pada tugasnya.

#2. Mereka menetapkan tujuan

 

ilustrasi: framepool.com

Seiring dengan fokus, pembaca menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri setiap kali mereka mulai duduk untuk membaca. Apakah menentukan untuk membaca sejumlah halaman tertentu sebelum pindah ke kegiatan lain, atau memutuskan untuk membaca sampai suatu konsep tertentu tergambar di pikirannya, pembaca aktif mencoba untuk mencapai sesuatu setiap kali mereka membuka sebuah buku.

Orang-orang sukses menetapkan tujuan hampir setiap saat dalam kehidupan mereka, dan terus bekerja menuju tujuan hingga tercapai.

#3. Mereka meluangkan waktu dengan bijak

Mereka mungkin cuma punya waktu 20 menit sebelum harus melakukan kegiatan lain, tapi bukannya mereka menganggap “cuma punya waktu 20 menit” yang tidak bisa dibuat untuk melakukan apapun, mereka akan menghabiskan 20 menit tersebut untuk membaca.

Orang-orang sukses menganggap waktu mereka sangat berharga, dan akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru. Seorang yang  gemar membaca menyadari bahwa waktu 5 menit waktu yang terbuang setiap hari selama setahun, sama dengan membuang peluang untuk membaca selama 24 jam.

#4. Mereka memiliki perspektif dalam berfikir

Orang-orang sukses mampu melihat semua sudut dari suatu masalah, karena mereka telah membaca berbagai literatur dari berbagai perspektif. Dua novel favorit Bill Clinton adalah karya  Ralph Ellison The Invisible Man dan Maya Angelou, I Know Why the Caged Bird Sings.

Wawasan yang beliau peroleh dari membaca novel ini adalah memiliki sudut pandang terhadap diskriminasi ras sebagai politisi. Menjadi gemar membaca memungkinkan Anda untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, walau hanya untuk sesaat; tetapi sekali kita menyelesaikan membaca, Anda akan ingat pengalamannya selama sisa hidup Anda.

#5. Mereka Reflektif

ilustrasi: mystudyworld.com

Selain memperoleh perspektif, pembaca akan bercermin tentang apa yang mereka baca. Memiliki sudut pandang (perspekstif) akan membuat orang bisa melihat dari sisi luar, sementara perilaku reflektif akan membuat pembaca bercermin akan dirinya sendiri.

Mereka akan belajar untuk dapat menjadi produktif dan berusaha menjadi lebih baik dengan perspektif baru mereka.  Orang-orang sukses perpandangan membaca bukan hanya sebagai tindakan sederhana yang hanya menatap kata-kata di halaman sebuah buku.

Mereka memahami efek mendalam bahwa barisan kata-kata tersebut akan merasuk kedalam pikiran, dan dapat mengubah hidup seseorang.

#6. Mereka memiliki kemampuan menulis dan berbicara yang luar biasa

ilustrasi

Tidaklah mengherankan bahwa orator terbesar dalam sejarah manusia semuanya kutu buku. Orang-orang sukses mengambil inspirasi dari apa yang dibacanya dan membangun karakter pribadinya, serta memanfaatkan inspirasi ini sebagai penyemangat perjuangan mereka.

Dari Demosthenes, Lincoln, Nelson Mandela hingga Sukarno, mereka adalah orang-orang yang tetap dikenang dalam sejarah dan memiliki pemikiran luar biasa yang menginspirasi banyak orang.

#7. Ingatan mereka tajam

ilustrasi: christianacademiamagazine.com

Seorang kutu buku menyadari betul betapa kuat sebenarnya otak manusia. Otak manusia mampu menerima informasi hampir tak berbatas. Semakin banyak Anda membaca dan belajar, semakin mudah untuk mengingat informasi.

Orang-orang sukses tidak percaya mitos konyol yang menyebut bila anda belajar sesuatu yang baru maka yang lama akan hilang keluar dari otak. Yang mereka tahu hanya belajar dan terus belajar hingga tanpa mereka sadari, mereka memiliki wawasan yang begitu luas.

#8. Otak mereka tetap segar

Seorang pembaca ulung tahu bahwa otak ibarat otot yang perlu dilatih. Sama seperti berlatih di gym untuk membesarkan dan menguatkan otot tubuh, membaca dapat membuat pikiran dan ingatan anda menjadi kuat.

Orang-orang sukses melatih pikiran mereka dengan membaca atau dengan metode lain seperti mengisi teka teki silang dan permainan asah otak lainnya. Orang-orang sukses biasanya akan selalu tertantang untuk mengatasi dan memecahkan setiap masalah, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan berpikir mereka.

#9. Mereka terdidik dan informatif

Orang-orang sukses berdiri di puncak karena telah menghabiskan waktu mereka di bumi pembelajaran. Ketika mereka mulai membaca sebuah buku, mereka tidak berniat hanya untuk menyelesaikannya, tapi juga untuk mengambil sesuatu dari buku yang dibacanya.

Membaca buku bukan hanya seperti tugas sekolah yang harus diselesaikan, tapi bagi mereka merupakan kesempatan untuk memperluas pengetahuan mereka. Bahkan saat membaca novel fiksi, orang-orang sukses akan mengambil pelajaran hidup yang akan mereka bawa selamanya.

#10. Mereka membaca untuk bersantai

Bahkan orang yang paling sukses sekalipun perlu menjauh dari dunia sesekali. Tapi bukan berarti pikiran mereka juga berpaling sepenuhnya. Tidak masalah dengan membaca ‘majalah sampah’ atau buku komik untuk melepas lelah.

Membaca apa saja lebih menguntungkan daripada menonton televisi atau selalu nongkrong di cafe. Sekali lagi, orang-orang sukses menghargai setiap menit waktu mereka, dan bahkan pada saat-saat paling santaipun, mereka masih memilih untuk membaca.

Bung Karno sekali lagi bisa jadi contoh sempurna, bahkan ke toilet pun beliau membawa buku untuk dibaca.

profil penulis: Ari Suseno

Founder CV. Dunia Perpustakaan Group. Pernah mengenyam pendidikan Jurusan Ilmu Perpustakaan (S1) di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. #ContentCreator, #Affiliate, #Blogger, #PegiatLiterasi, #SocialActivist Konsultasi dan Sharing Follow Us

One comment

  1. Setuju sekali. Tapi banyak orang mrngira gemar membaca itu kurang pergaulan. Menurit saya tdk. Dengan mrmbaca berbagai macam buku, itu mampu memberi vitamin pada otak kita. Otak yg penuh dgn literatur buku, sama saja dgn walk library. Sama halnya pengalaman kecil saya yg terbiasa mrmbaca dan mendengar lagu lagu classic maupun sound instrumrnt via gramophon kakek saya, tu yg saya rasakan otak kita diatas rata2 teman teman kita. Bayangkan kecil2 sy sdh tau dan ingat bgm music classic yg di mainkan composser dunia seperti bethove, sebastian bach. Vivaldi alfin splendor, mozart , kitaro bahkan penyanyi arab umi kulsum dll. Membaca plus like art dan budaya itu kita indirect menaikan brp level kepintaran otak. Yg mana daya record otak semasa kecil dan habit yg kita lihat di lingkungan keluarga itu berimbas mengepakan sayap bagai burung ug bs hinggap dimana saja
    Contoh, hobby membaca itu kita tidak suka ngerumpi.dgn hobby membaca kita mampu menyutradarai betbagai disiplin ilmu. Dengan kata lain kita bisa menulis, membuat puisi, cerpen, mengarang lagu dam mampu mengeksplor ilmu apapun thd lawan bicara, baik itu politik ekonomi sosial budaya tecknolagi sekalipun. Kecerdasan spiritual itu (agama) itu mampu membawahi kecerdasan intelektual, emosional, social . Krn kecerdasan spiritual itu tuhan mengajarkan kita melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan, jika dr semua kecerdasan itu berimbang kita lakukan, maka setiap langkah kita bersikap cerdas ( intelektual), tegas dan berani( emosional) keprihatinan dan tanggap ( social) serta ketaatan pada tuhan ( spiritual) . Jadi bisa kita lihat, orang cerdas, tegas, disiplin, tanggap dan logika serta ketaatan yg kuat itu bisa di katakan ber aeal dari like membaca, walaupun tdk mengesampingkan peran orang tua dlm meletakan basic caracter building dalam mendidik anak anaknya. Orang cerdas itu bisa dikatakan ia mampu menyeimbangkan antara cerdas intelektualnya dgn cetdas spiritual, sehingga ia mampu melahirkan opini dan keputusan yg bijaksana, dan opini dan kebijakannya mampu melindungi kaum minoritas. Pesan saya : sebelum kita memberi kesimpulan thd sesuatu yg kita research jgn kita mengambil keputusan sudenly sepihak thd disiplin ilmu umum saja, sandingkan dan comparasikan dgn pendekatan unsur spiritual sehingga kita mendapat hasil kesimpulan yg obyektif dan adil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *