Potensi Literasi di Yogyakarta Sangat Besar.
Dunia Perpustakaan | Potensi literasi di DI Yogyakarta (DIY) sangat besar. DIY bukan hanya memliki banyak toko buku, tetap juga memiliki banyak Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang dikelola dengan baik, perpustakaan yang banyak dan penerbit buku yang juga banyak.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY, Kadarmanto Baskoro Aji dalam Dialog Pendidikan Gerakan Literasi Nasional di Yogyakarta, Rabu (18/5).
Dialog sendiri diselenggarakan oleh Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dikutip dari republika.co.id, “Potensi literasi di Yogya sangat baik, ketersediaan buku juga banyak hanya saja peran ppenulis dan penerbit semakin kendor dalam upaya ini. Banyak penerbit yang menerbitkan buku pelajaran dan kurang buku diluar pelajaran,” ujarnya.
Di Yogyakarta menurut Aji, gerakan literasi sudah berjalan dengan baik bahkan sebelum keluarnya ajakan Mendikbud untuk membaca minimal 15 menit sebelum pelajaran di sekolah. Karenanya dengan program baru Mendikbud tersebut, gerakan literasi di Yogyakarta siap melanjutkannya.
Semua desa di Yogyakarta kata dia, juga sudah menyiapkan perpustakaan desa. Ini juga dibantu dengan perpustakaan keliling dan kecukupan literasi melalui online juga sangat bagus di Yogyakarta.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Asianto Sinambela mengatakan, gerakanm 15 menit membaca sebelum pelajaran yang dicanangkan Menteri Pendidikan akan efektif meningkatkan literasi masyarakat. Hal ini menurutnya juga harus diikuti di masyarakat dan di keluarga.
Dialog pendidikan yang digelar tersebutt bertujuan mencari masukan terkait pengembangan gerakan literasi di IIndonesia.
Dialog sendiri diikuti insan pendidikan di DIY baik guru, pengawas sekolah, dewan pendidikan, pengelola perpustakaan, pengelola TBM, penerbit, penulis dan gugus gerakan literasi.