Fenomena Diwajibkanya Mahasiswa Kuasai Software SLiMS Sebelum Lulus

Developer SLiMS bersama Komunitas SLiMS

Dunia Perpustakaan | Software SLiMS sepertinya memang sudah merambah ke seluruh penjuru daerah di Indonesia. Software yang dibuat oleh pustakwan-pustakawan terbaik dari Indonesia ini tidak hanya sudah terkenal di Indonesia saja tapi juga sudah mendunia.

Kebutuhan sistem otomasi perpustakaan di eraperkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini menjadi sebuah kebutuhan yang mutlak sebaiknya harus dikuasai oleh pustakawan dan para calon pustakawan.

Begitu pentingnya kemampuan penguasaan terkait bidang sistem otomasi perpustakaan, maka beberapa Jurusan Ilmu Perpustakaan sudah menerapkan untuk memberikan bekal kemampuan khusus untuk kuasai software perpustakaan sebelum mereka lulus kuliah.

Salah satu software Perpustakaan yang sangat populer untuk dikenalkan yaitu software bernama SLiMS [Senayan Library Management System].

Kwalitas SLiMS yang sudah teruji dan tak diragukan lagi untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam mengelola perpustakaan menjadikan software SLiMS menjadi software yang sudah dianggap sebagai kebutuhan primer dalam perpustakaan.

Fenomena terkait banyaknya Jurusan ilmu perpustakaan di Indonesia yang seolah-olah “mewajibkan” mahasiswanya untuk bisa kuasai software SLiMS tentunya bukanlah sesuatu yang berlebihan.

Hal ini dikarenakan software SLiMS memang sudah membumi dan sangat populer untuk dijadikan sebagai software yang bisa menjadi solusi atas masalah pengembangan perpustakaan digital [perpustakaan online] pada perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.

Mungkin sebenernya tujuan diadakanya pemberian mata kuliah atau pelatihan khusus SLiMS yang dilakukan oleh banyak Jurusan ilmu Perpustakaan di Indonesia, pada awalnya karena keinginan pihak Jurusan agar mahasiswa mereka ketika lulus mampu kuasai sistem otomasi perpustakaan.

Sebenarnya software Sistem Otomasi perpustakaan bukanlah hanya SLiMS, ada banyak software untuk pengembangan sistem otomasi perpustakaan.

Tapi karena software SLiMS dianggap sebagai software yang sangat mudah dipelajari dan memiliki fitur yang super lengkap, belum lagi komunitas SLiMS yang sudah teramat sangat banyak menjadikan pihak kampus seolah mewajibkan software SLiMS untuk wajib dikuasai oleh para mahasiswa ilmu perpustakaan.

Beberapa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang sudah menerapkan pelatihan khusus terkait SLiMS. Diantara, Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan beberapa Jurusan Ilmu Perpustakaan di Universitas Terbuka [UT] di berbagai daerah di Indonesia.

Baru-baru ini salah satu mahasiswa Jurusan ilmu perpustakaan yang diberikan bekal untuk menguasai software SLiMS yaitu para mahasiswa pada program D3 Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry Aceh.

Para mahasiswa di jurusan D3 Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry dibekali kemampuan untuk bisa dan mampu mengoperasionalkan software SLiMS. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemampuan para mahasiswa sebelum mereka melakukan praktek sebagai mahasiswa ilmu perpustakaan.

Sebagaimana dikutip dari atjehpost.co [11/1/15], Diberitakan sekitar 60 mahasiswa jurusan D3 Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dibekali pelatihan sistem otomasi perpustakaan berbasis web dengan menggunakan software SLiMS di Aula Perpustakaan Induk UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Sabtu, 10 Januari 2014.

Pelatihan otomasi perpustakaan yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) D3 Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry bekerja sama dengan Aceh Library Consultant (ALC) berlangsung selama dua hari hingga hari ini, Minggu, 11 Januari 2015.

Pemateri dan instruktur yang dihadirkan berasal dari alumni jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry yaitu Arkin,S.IP, T. Ade Vidyan Maqfirah, S.IP, Syahril Azmi, S.IP, Ashabul Kahfi, S.IP, Wandi Syahputra, S.IP dan Chaidir, A.Md.

Ketua HMJ D3 Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Saidul Syahir Nuwi, berharap para peserta pelatihan otomasi perpustakaan ini dapat menerapkan sistem otomasi SLiMS di perpustakaan tempat mereka mengabdi pada saat praktek kerja lapangan (pkl/magang) nanti.

“Kami berharap melalui kegiatan pelatihan otamasi perpustakaan ini, peserta dapat menerapkan dan mengaplikasikan program berbasis IT di seluruh perpustakaan tempat mereka mengabdi,” ujar Saidul, dalam rilis yang diterima ATJEHPOST.co.

Sementara itu, Ketua Prodi D3 Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry, Syukri Nur, M.Lis melalui Sekretaris Jurusan, Mukhtaruddin, M.Lis mengatakan kegiatan pelatihan otomasi perpustakaan merupakan program yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa jurusan D3 Ilmu Perpustakaan yang akan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL).

“Pelatihan otomasi perpustakaan merupakan salah satu prasyarat untuk mahasiswa yang akan mengikuti magang,” kata Mukhtaruddin.

Lebih lanjut, ia berharap pelatihan sistem otomasi perpustakaan berbasis web ini makin menambah pengalaman, serta ilmu pengetahuan mahasiswa di bidang sistem otomasi perpustakaan berbasis web.

Adanya fenomena tersebut diatas, tentunya menunjukan bahwa saat ini hampir semua perpustakaan memang membutuhkan yang namanya software perpustakaan. Hal itu penting untuk mempermudah pekerjaan pustakawan juga memudahkan para pemustaka yang ingin menikmati kemudahan layanan di perpustakaan.

Kebetulan saja saat ini memang software yang paling populer dan yang terbaik adalah software SLiMS, maka muncul kesan di beberapa jurusan ilmu perpustakaan bahwa mahasiswa “harus” kuasai software SLiMS sebelum mereka lulus kuliah.

profil penulis: Dunia Perpustakaan

duniaperpustakaan.com merupakan portal seputar bidang dunia perpustakaan yang merupakan bagian dari CV Dunia Perpustakaan GROUP. Membahas informasi seputar dunia perpustakaan, mulai dari berita seputar perpustakaan, lowongan kerja untuk pustakawan, artikel, makalah, jurnal, yang terkait bidang perpustakaan, literasi, arsip, dan sejenisnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *