Dunia Digital, Tantangan Baru Dunia Pendidikan.
Dunia Perpustakaan | Saat ini, dunia pendidikan dihuni oleh generasi Z, atau generasi yang lahir antara tahun 1994 sampai 2009. Mereka dikenal sebagai penduduk asli dunia digital.
Makanya, mereka memiliki hubungan yang sangat erat dengan globalisasi dan kemajuan teknologi. Bahkan, hal ini juga telah mengubah cara mereka dalam belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan. Mereka lebih akrab dengan buku digital dibanding buku konvensional.
Atas kondisi tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selaku penyelenggara urusan di bidang pendidikan di Indonesia merasa memiliki tanggung jawab untuk menyelaraskan antara fungsi buku dan peran kemajuan teknologi.
Diungkapkan Hilman Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, kemajuan teknologi ini merupakan tantangan. Kendati demikian, katanya, tulisan tangan tetap harus dibudayakan di tengah kecenderungan anak menulis dengan perangkat elektronik.
“Teknologi digital membuat hidup kita lebih cepat. Anak-anak juga bisa belajar lebih cepat dan tak terbatas. Tapi karena hal ini, mereka kehilangan referensi bersama. Padahal seharusnya ada. Platform sudah tersedia, membaca 15 menit,” tuturnya seperti dikutip infonitas dari Sindonews.com.
Hilman yang kala itu berbicara dalam acara bertajuk Kopi Darat Kongko Pendidikan, Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat di ruang serbaguna perpustakaan Gedung A Kemendikbud, Jakarta, mengaku bahwa pihaknya belum menemukan langkah nyata untuk menangani fenomena ini.
“Ini bidang yang belum dipelajari secara sistematis,” tegasnya. Maka itu, lanjut dia, Kemendikbud pun berusaha untuk segera beradaptasi dan menemukan solusi dari masalah ini. “Kecanggihan teknologi telah menggiring anak-anak kepada hal-hal yang bersifat cepat dan instan,” tandasnya.
Artikel ini sangat menarik! Apakah ada studi kasus atau contoh konkretnya tentang bagaimana dunia digital menghadirkan tantangan baru di dunia pendidikan? Saya ingin belajar lebih lanjut!