Dunia Perpustakaan | Artikel Perpustakaan | Pada tanggal 10 November 2021, mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas YARSI telah berkesempatan untuk melakukan kuliah tamu tatap muka di Perpustakaan Nasional RepubIik Indonesia yang berlokasi di Salemba Raya (Pusat Preservasi Bahan Pustaka), tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan ini didampingi oleh Ibu Nita Ismayati, S.IP., M.Hum selaku dosen pengampu. Juga, Bapak Aris Riyadi, S.Si., M.Hum, Bapak Imam Supangat, S.Si., M.Hum, dan Bapak Toto Sugiwanto selaku praktisi pada bidang Perbaikan dan Perawatan Karya Rekam dan Naskah Kuno Perpusnas RI. Mahasiswa diajak untuk melakukan kegiatan konservasi naskah yang meliputi, bleaching, enkapsulasi, dan laminasi.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa diberikan dokumen buatan berbentuk lembaran kertas yang nantinya akan digunakan seolah-olah sebagai dokumen asli yang perlu dikonservasi. Sebelumnya pengertian konservasi itu sendiri adalah upaya yang dilakukan guna melindungi kondisi fisik bahan pustaka dari bermacam-macam faktor perusak dengan cara tradisional maupun modern (Nopriani, 2020). Dalam hal ini, mahasiswa praktik menggunakan dokumen buatan, karena dokumen asli hanya boleh digunakan oleh profesional di bidang tersebut.
1. Bleaching
Bleaching merupakan proses pemutihan dokumen/naskah yang telah menguning dan terdapat noda agar terlihat lebih cerah, bersih. Meskipun, tidak seputih warna awal naskah. Alat dan bahan yang diperlukan diantaranya: Sarung tangan lateks, container (wadah), kassa nyamuk/strimin, dokumen, air, larutan Oxcalid Acid, dan larutan PK (Permanganat Kalium).
Langkah – langkah:
- Lepas satu per satu halaman buku dari jilidannya dan letakkan kertas di atas kassa nyamuk/strimin.
- Siapkan larutan PK dan larutan oxcalid di wadah yang berbeda, dengan perbandingan larutan oxcalid lebih banyak dari larutan PK.
- Masukkan kertas ke dalam larutan PK hingga seluruh bagian kertas terendam di dalam larutan PK dan diamkan selama 15 menit.
- Setelah 15 menit, angkat dan diamkan terlebih dahulu hingga larutan PK tidak menetes dari kertas.
- Pindahkan kertas dari wadah yang berisi larutan PK ke dalam wadah yang berisi larutan oxcalid dan diamkan hingga tidak terjadi reaksi pada kertas dan warna dari larutan oxcalid berubah warna menjadi kecokelatan.
- Angkat kertas dari wadah hingga larutan tidak menetes dan keringkan menggunakan suhu ruangan.
2. Enkapsulasi
Enkapsulasi adalah proses yang dilakukan guna melindungi lembaran dokumen/naskah dengan membalut plastik mylar bebas asam pada kedua sisinya (atas dan bawah). Alat dan bahan yang digunakan: Cutter, penggaris besi, alas potong (cutting mat), pemberat kertas dan dokumen, double tape, plastik mylar
Langkah – langkah:
- Letakkan plastik mylar di atas alas potong, kemudian taruh lembaran dokumen di atas plastik mylar. Beri beban agar dokumen tidak tergeser.
- Rekatkan double tape pada setiap sisi dokumen (atas, bawah, kanan, kiri) yang sudah dilapisi plastik mylar. Jarak double tape dari tepi dokumen 0.22 cm.
- Letakkan kembali plastik mylar di atas dokumen, lebihkan 3.5 cm. Kemudian, taruh pemberat.
- Buka double tape setiap sisi dokumen (atas, bawah, kanan, kiri), tetapi jangan dibuka sekaligus melainkan dibuka setengah dan dilipat agar memudahkan penarikan dokumen, serta menghindari terjadinya pergeseran pada dokumen.
- Angkat pemberat, kemudian tarik lipatan sisa double tape di setiap sisi (atas, bawah, kanan, kiri) yang masih menempel pada dokumen menggunakan tangan kanan dan tangan kiri digunakan untuk menekan dokumen.
- Potong sisa plastik mylar ke arah luar. Hindari memotong ke arah dalam karena akan membuat keselamatan dokumen terancam.
3. Laminasi
Metode laminasi adalah metode yang dilakukan dengan cara menambal, menyambung, dan yang sangat dikenal dalam proses ini ialah melapiskan kedua sisi (atas dan bawah) naskah dengan tisu Jepang. Alat dan bahan yang digunakan: Cutter, penggaris besi, pensil, alas potong (cutter mat), pengoles lem, dokumen, tisu Jepang, dan lem CMC.
Langkah-langkah:
- Lipat tisu Jepang menjadi 2 sisi, lalu potong tisu Jepang menggunakan cutter dan penggaris menjadi seukuran dokumen (dilebihkan pada setiap sisinya).
- Untuk menambal dokumen yang berlubang, gunakan tisu Jepang berukuran atau densitasnya 30 gram/m². Potong tisu Jepang menjadi bentuk persegi hingga menutupi lubang yang ada di dokumen.
- Selanjutnya, letakkan tisu Jepang tersebut tepatnya di atas lubang pada dokumen. Lalu, jiplak dengan teknik mengambang agar menghasilkan sketsa tipis yang mengikuti pola lubang pada dokumen (lebihkan 1 mm) menggunakan pensil. Jika sudah, sobek tisu Jepang mengikuti garis pola hingga terlepas. Bila sudah terlepas, tisu Jepang tersebut akan terlihat serat-serat pada sisinya. Naikkan atau luruskan serat-serat tersebut dengan cara mengapit ibu jari dan telunjuk, lalu tarik ke atas.
- Letakkan tisu Jepang yang sudah siap untuk menambal tepat di lubang dokumen. Berikan lem CMC pada serat-seratnya, lalu usap dengan jari, agar tisu Jepang menempel pada dokumen yang ditambal.
- Setelah penambalan selesai, letakkan dokumen yang telah ditambal di antara lipatan tisu Jepang yang telah dipotong pada poin ke-1 dan posisikan di tengah. Lalu, tutup bagian atas dokumen. Jika sudah rapi, dokumen siap untuk dilapiskan lem CMC.
- Lapiskan lem CMC pada dokumen dengan membuat pola bendera Inggris. Pertama, pengeleman bermula di tengah dengan membentuk tanda tambah dan dilakukan secara satu arah (atas, bawah, kanan, dan kiri). Lanjutkan dengan arah yang menyerong ke kanan atas, kiri bawah, dan kiri atas, kanan bawah. Jika sudah, ratakan ke seluruh bagian dokumen. Setelah itu, usap dokumen dengan tangan untuk meratakan lem. Lakukan hal yang sama pada bagian belakang dokumen. Setelah dokumen dilaminasi, letakkan dan tunggu sampai mengering.
Setelah mengetahui kegiatan konservasi di atas, apakah ada dari teman – teman yang tertarik ingin menekuni bidang tersebut?
Sumber referensi:
- Perpustakaan Nasional RI
- Nopriani. (2020). Konservasi Naskah Manuskrip Sebagai Upaya Menjaga Warisan Budaya Bangsa Di Era Industri 4.0. JUPITER, UIN Raden Patah Palembang, XVII(1), 20–29. https://journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/view/11311/5833