Dunia Perpustakaan | Klasifikasi | Secara umum Klasifikasi dalam bidang ilmu perpustakaan berbeda dengan klasifikasi secara umum. Untuk para mahasiswa di Jurusan Ilmu Perpustakaan, biasanya akan mendapatkan mata kuliah khusus tentang Klasifikasi.
Pada tulisan ini akan dibahas secara lengkap terkait dengan;
- Pengertian Klasifikasi
- Pengertian menurut para ahli
- Sejarah Klasifikasi
- Fungsi Klasifikasi
- Jenis klasifikasi
- Manfaat Klasifikasi
- Perkembangan Klasifikasi saat ini
Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi dalam ilmu perpustakaan merujuk pada cara mengelompokkan dan menyusun bahan pustaka ke dalam kategori atau kelas tertentu berdasarkan topik, subjek, atau jenis bahan. Klasifikasi ini sangat penting untuk memudahkan akses dan penggunaan koleksi pustaka oleh pengguna.
Pengertian Klasifikasi Menurut Ahli
Melvil Dewey
Klasifikasi adalah proses mengelompokkan bahan pustaka ke dalam kategori tertentu berdasarkan topik atau subjek tertentu.
Margaret Mann
Klasifikasi adalah proses pengelompokkan dan pengaturan bahan pustaka ke dalam kelas atau kelompok-kelompok berdasarkan subjek atau topik yang sama.
S.R. Ranganathan
Klasifikasi adalah proses mengelompokkan bahan pustaka ke dalam kelas-kelas sesuai dengan subjeknya, dan juga menetapkan nama dan nomor kelas yang unik bagi setiap subjek.
Lois Mai Chan dan Joan Mitchell
Klasifikasi adalah proses pengelompokkan bahan pustaka ke dalam kelas-kelas yang berbeda berdasarkan isi atau materi dari bahan pustaka tersebut.
Prof. Sulistyo Basuki
Menurut Prof. Sulistyo Basuki, klasifikasi adalah proses mengelompokkan bahan pustaka ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan topik atau subjek tertentu, sehingga memudahkan akses dan penggunaan koleksi pustaka oleh pengguna.
Lasa HS
Menurut Lasa HS dalam buku “Pengantar Ilmu Perpustakaan” (2008), klasifikasi adalah suatu sistem atau aturan yang digunakan untuk mengelompokkan bahan pustaka ke dalam kategori atau kelas tertentu berdasarkan topik atau subjek tertentu.
Dari penjelasan para ahli tersebut diatas, secara umum, klasifikasi dapat diartikan sebagai proses mengelompokkan bahan pustaka ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan topik atau subjek tertentu, sehingga memudahkan akses dan penggunaan koleksi pustaka oleh pengguna.
Sejarah Klasifikasi
Sistem klasifikasi telah digunakan selama ribuan tahun untuk mengorganisir informasi dan pengetahuan. Sejarah ilmu klasifikasi dimulai pada zaman kuno dengan penggunaan sistem klasifikasi hierarkis di Mesir, Yunani, dan Roma kuno.
Pada Abad Pertengahan, Gereja Katolik menggunakan sistem klasifikasi subjek untuk mengorganisir dokumen gerejawi. Pada abad ke-17, Sir Thomas Browne mengembangkan “Museum Clausum”, sebuah sistem klasifikasi untuk mengorganisir koleksi alat kedokteran.
Di abad ke-19, perkembangan perpustakaan modern membutuhkan sistem klasifikasi yang lebih terorganisir. Pada tahun 1875, Dewey Decimal Classification (DDC) dikembangkan oleh Melvil Dewey, dan digunakan oleh perpustakaan di Amerika Serikat.
Selain DDC, pada tahun 1899, Library of Congress Classification (LCC) dikembangkan oleh Perpustakaan Kongres Amerika Serikat. LCC terutama digunakan oleh perpustakaan akademik di Amerika Serikat.
Selanjutnya, ilmuwan India S.R. Ranganathan mengembangkan Colon Classification pada tahun 1933, yang menggabungkan notasi matematika untuk menggambarkan hierarki dan hubungan antara topik subjek.
Pada tahun 1961, David J. Urquhart mengembangkan Readers International Classification (RIC) sebagai alternatif bagi DDC dan LCC. Sistem ini dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan dalam sistem klasifikasi yang ada.
Sejak saat itu, sistem klasifikasi terus berkembang dan terus diperbarui sesuai dengan kebutuhan perpustakaan dan informasi. Hari ini, banyak sistem tersedia, dan banyak perpustakaan memilih sistem Classification yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Fungsi Klasifikasi
Fungsi klasifikasi dalam ilmu perpustakaan dan informasi sangatlah penting, yaitu:
#1. Mengorganisir informasi
Fungsi utama klasifikasi adalah mengorganisir informasi berdasarkan subjek dan topik sehingga memudahkan pengguna untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan. Classification juga memungkinkan informasi yang sama ditemukan di beberapa tempat yang berbeda dalam sistem Classification, meningkatkan kemungkinan pengguna menemukan informasi tersebut.
#2. Mengembangkan koleksi perpustakaan
Klasifikasi memungkinkan perpustakaan untuk mengembangkan koleksi mereka dengan cara yang terorganisir dan terfokus. Ini membantu perpustakaan memastikan bahwa mereka memiliki representasi yang memadai dari semua subjek dan topik penting dan relevan.
#3. Meningkatkan efisiensi
Klasifikasi memungkinkan penggunaan waktu yang lebih efisien dalam mencari informasi. Dengan memiliki informasi yang terorganisir dan mudah diakses, pengguna dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan lebih cepat.
#4. Memfasilitasi penjagaan informasi
Dalam Classification, informasi ditempatkan di lokasi yang tepat dalam koleksi, dan informasi dapat ditemukan dan dikembalikan ke tempatnya dengan mudah. Ini memfasilitasi pelestarian dan penjagaan informasi yang berkelanjutan.
#5. Memfasilitasi pengembangan informasi
Classification juga memfasilitasi pengembangan informasi baru dalam suatu subjek atau topik. Dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan perkembangan dalam suatu bidang, klasifikasi dapat diperbarui dan ditingkatkan untuk memasukkan informasi baru yang relevan.
Dapat disimpulkan secara umum, fungsi Classification untuk mengorganisir informasi, meningkatkan efisiensi, memfasilitasi pengembangan informasi, memfasilitasi penjagaan informasi dan mengembangkan koleksi perpustakaan.
Jenis Klasifikasi
Dalam berbagai pembahasan, disebutkan bahwa jenis klasifikasi di berbagai negara memiliki jenis yang banyak sekali. Namun dari banyaknya jumlah jenis Classification tersebut, yang paling populer diantaranya sebagai berikut;
#1. DDC (Dewey Decimal Classification)
DDC atau Dewey Decimal Classification adalah salah satu sistem klasifikasi pustaka yang paling banyak digunakan di dunia. Sistem Classification ini pertama kali dikembangkan oleh seorang perpustakaanis Amerika Serikat bernama Melvil Dewey pada tahun 1875. DDC mengelompokkan bahan pustaka ke dalam 10 kelas utama, yaitu:
- Filsafat dan psikologi
- Agama
- Ilmu-ilmu sosial
- Bahasa
- Sains murni
- Ilmu terapan
- Seni dan rekreasi
- Sastra
- Sejarah dan geografi
- Karya umum
#2. LCC (Library of Congress Classification)
LCC atau Library of Congress Classification adalah salah satu sistem klasifikasi pustaka yang dikembangkan oleh Perpustakaan Kongres Amerika Serikat. Sistem Classification ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1899 oleh seorang pustakawan bernama Charles Ammi Cutter dan diperbarui oleh Perpustakaan Kongres pada tahun 1912.
LCC mengelompokkan bahan pustaka ke dalam 21 kelas utama, yaitu:
- Filsafat, Psikologi
- Agama
- Ilmu-ilmu sosial
- Bahasa
- Sains murni
- Ilmu terapan, Teknik
- Seni, Olahraga, Rekreasi
- Sastra
- Sejarah dan Geografi
- Karya umum
- Ilmu Komputer, Ilmu Informasi
- Ilmu-ilmu Medis
- Ilmu-ilmu Pertanian
- Ilmu-ilmu Teknik
- Ilmu-ilmu Lingkungan
- Ilmu-ilmu Biologi
- Ilmu-ilmu Kimia
- Ilmu-ilmu Fisika
- Ilmu-ilmu Astronomi
- Ilmu-ilmu Matematika
- Ilmu-ilmu Tekstil dan Kulit
Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi subkelas yang lebih spesifik dan terperinci. Nomor Classification dalam LCC dibentuk oleh kombinasi huruf dan angka yang menunjukkan kelas, subkelas, dan topik tertentu. LCC digunakan secara luas di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, terutama di perpustakaan akademik dan perpustakaan besar.
LCC memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan khusus dari suatu perpustakaan atau komunitas pengguna. Namun, LCC juga memiliki kelemahan dalam hal kompleksitas dan sulitnya digunakan oleh pengguna awam yang tidak terbiasa dengan sistem Classification ini.
#3. UDC (Universal Decimal Classification)
UDC atau Universal Decimal Classification adalah sistem klasifikasi pustaka yang dikembangkan oleh perpustakaan nasional Belgia dan Perancis pada tahun 1905. Sistem ini menggunakan kombinasi angka dan tanda baca untuk mengelompokkan bahan pustaka ke dalam kategori atau kelas tertentu berdasarkan topik atau subjek tertentu.
UDC didasarkan pada DDC, tetapi menggabungkan beberapa fitur dari DDC dan LCC serta menambahkan elemen yang khas dari sistem klasifikasi Eropa. Sistem Classification ini terdiri dari 10 kelas utama, yang dipecah lagi menjadi subkelas dan bahkan sub-subkelas yang lebih spesifik dan terperinci.
UDC sering digunakan di perpustakaan di seluruh dunia, terutama di Eropa. Sistem ini memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas, kemampuan untuk dikustomisasi, dan cakupan subjek yang lebih luas dibandingkan dengan DDC dan LCC. Selain itu, karena merupakan sistem Classification internasional, UDC memungkinkan pengguna di berbagai negara untuk dengan mudah menemukan bahan pustaka tentang topik yang sama.
#4. Subject Classifications
Subject Classifications adalah sebuah buku tentang sistem Classification subjek yang diterbitkan oleh J.D. Brown pada tahun 1906. Buku ini menguraikan berbagai sistem klasifikasi subjek yang digunakan pada waktu itu dan memberikan rekomendasi untuk sistem yang paling tepat dan mudah digunakan.
J.D. Brown membahas beberapa sistem Classification subjek dalam bukunya, termasuk DDC, LCC, dan beberapa sistem subjek lainnya seperti sistem klasifikasi subjek di Perpustakaan Kongres dan sistem Classification subjek di Perpustakaan Boston.
Brown mengkritik DDC dan LCC karena kurang memadai dalam Classification subjek dan kurang fleksibel dalam menangani topik-topik yang baru muncul. Ia juga menemukan bahwa beberapa sistem Classification subjek yang digunakan pada saat itu terlalu kompleks dan sulit digunakan.
Dalam bukunya, Brown merekomendasikan pengembangan sistem Classification subjek yang lebih terperinci dan fleksibel, serta lebih mudah digunakan oleh pengguna. Ia juga menyarankan agar sistem Classification subjek tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus dari suatu perpustakaan atau komunitas pengguna.
Meskipun buku Subject Classifications telah diterbitkan lebih dari satu abad yang lalu, kontribusi J.D. Brown dalam mengembangkan sistem Classification subjek dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan masih terus dihargai dan dikenang hingga saat ini.
#5. Colon Classification (CC)
Colon Classification (CC) adalah sistem klasifikasi subjek yang dikembangkan oleh perintis perpustakaan India, S.R. Ranganathan, pada tahun 1933. Sistem ini menggunakan notasi matematika untuk menggambarkan hierarki dan hubungan antara topik subjek.
CC menggunakan simbol titik dua (:) sebagai pengganti angka dan huruf dalam notasi Classification. Notasi tersebut terdiri dari tiga bagian: kelas utama, divisi, dan subdivisi. Setiap topik diwakili oleh simbol titik dua yang diikuti oleh nomor Classification yang unik.
Salah satu keunggulan CC adalah kemampuannya untuk merepresentasikan hubungan antara topik, termasuk topik yang berkaitan dengan aspek waktu dan tempat. Dalam CC, topik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Pertumbuhan (growing), Fungsi (functioning), dan Penggunaan (using).
CC terus dikembangkan oleh Ranganathan selama bertahun-tahun, dengan versi terbaru dirilis pada tahun 1987. Sistem klasifikasi ini masih digunakan oleh beberapa perpustakaan dan dianggap sebagai kontribusi penting dalam perkembangan sistem Classification subjek dan perpustakaan. Selain itu, Ranganathan juga dikenal sebagai tokoh penting dalam pengembangan konsep perpustakaan modern dan telah memberikan kontribusi besar dalam peningkatan layanan perpustakaan di seluruh dunia.
#6. BLISS (Bibliographic Classification)
Sistem klasifikasi ini bermula dari sebuah buku A Bibliographic Classifications yang ditulis oleh H.E. Bliss pada tahun 1935. Buku ini membahas sistem klasifikasi bibliografi yang dikenal sebagai BLISS Classification System, yang dikembangkan oleh Bliss sendiri.
Bliss Classification System adalah sistem klasifikasi yang berbasis pada subjek dan menggunakan kombinasi huruf dan angka untuk menunjukkan topik tertentu dalam urutan hierarki. Sistem ini terdiri dari 10 kelas utama, yaitu:
- Filsafat dan Psikologi
- Teologi dan Agama
- Ilmu-ilmu Sosial
- Bahasa dan Sastra
- Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Ilmu Terapan, Seni, dan Kesenian
- Sejarah dan Geografi
- Biografi dan Sejarah Keluarga
- Referensi
- Umumia (termasuk buku anak-anak dan buku-buku tentang pengembangan pribadi)
Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi subkelas yang lebih terperinci dan spesifik. Nomor Classification dalam Bliss Classification System terdiri dari huruf dan angka yang menunjukkan kelas, subkelas, dan topik tertentu.
Bliss Classification System memiliki beberapa kelebihan, yaitu kemampuan untuk menangani topik yang baru muncul dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan khusus dari suatu perpustakaan atau komunitas pengguna. Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan dalam hal kompleksitas dan sulitnya digunakan oleh pengguna awam yang tidak terbiasa dengan sistem Classification ini.
Meskipun Bliss Classification System tidak sepopuler DDC atau LCC, sistem Classification ini masih digunakan oleh beberapa perpustakaan dan dianggap sebagai kontribusi penting dalam perkembangan sistem Classification bibliografi.
#7. RIC (Readers International Classifications)
Readers International Classifications (RIC) adalah sistem klasifikasi subjek yang dikembangkan oleh David J. Urquhart pada tahun 1961. RIC awalnya dikembangkan sebagai alternatif bagi Dewey Decimal Classification (DDC) dan Library of Congress Classification (LCC) yang sering dianggap terlalu Amerika-centric.
RIC menggunakan kelas dan subkelas seperti DDC dan LCC, tetapi memiliki beberapa perbedaan utama. Pertama, RIC mencakup kelas untuk subjek global seperti “Lingkungan” dan “Kebudayaan” yang tidak tercakup dalam DDC atau LCC. Kedua, RIC menggunakan Classification desimal desimal, yang memungkinkan penambahan subkelas tambahan dengan mudah.
Sistem klasifikasi ini awalnya dikembangkan untuk digunakan oleh perpustakaan yang memfokuskan pada sastra dan karya sastra internasional. Namun, RIC juga dapat diterapkan pada berbagai bidang, seperti sejarah, seni, dan ilmu pengetahuan sosial.
RIC memiliki beberapa keunggulan, yaitu kemampuan untuk merepresentasikan subjek global dan fleksibilitasnya dalam menangani topik baru yang muncul. Namun, RIC kurang populer dibandingkan dengan DDC dan LCC, dan jarang digunakan oleh perpustakaan besar atau organisasi bibliografi.
Meskipun demikian, RIC tetap menjadi kontribusi penting dalam perkembangan sistem Classification subjek dan pengembangan sistem klasifikasi yang lebih inklusif dan global.
Perkembangan Klasifikasi Saat ini
Perkembangan klasifikasi saat ini di perpustakaan meliputi beberapa hal sebagai berikut:
#1. Penggunaan teknologi
Classification saat ini semakin berkaitan erat dengan teknologi, sehingga perpustakaan dapat memanfaatkan sistem manajemen perpustakaan yang terkomputerisasi dan sistem katalog online untuk menyediakan akses yang lebih mudah dan efisien bagi pengguna.
#2. Klasifikasi berbasis subjek
Beberapa perpustakaan saat ini cenderung masih menggunakan Classification berbasis subjek seperti DDC dan LCC, yang memungkinkan pengguna untuk menemukan informasi dengan lebih mudah berdasarkan subjek yang mereka cari.
#3. Lokal
Beberapa perpustakaan mungkin mengembangkan klasifikasi lokal yang digunakan untuk mengorganisir koleksi mereka, terutama jika mereka memiliki koleksi yang sangat spesifik dan unik.
#4. Terpadu
Perpustakaan saat ini sering menggabungkan klasifikasi berbeda untuk menciptakan Classification terpadu, yang memungkinkan pengguna untuk menemukan informasi dari berbagai sumber dalam satu tempat.
#5. Berbasis web
Klasifikasi berbasis web seperti tags dan metadata semakin digunakan untuk mengorganisir dan memfasilitasi pencarian informasi dalam koleksi perpustakaan.
#6. Berbasis ontologi
Ontologi, yaitu struktur formal untuk merepresentasikan pengetahuan dan konsep, semakin digunakan dalam Classification untuk membantu memperbaiki pencarian informasi dan memudahkan penggunaan informasi.
Perkembangan klasifikasi di perpustakaan masih terus berlangsung seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam cara orang mencari informasi. Oleh karena itu, perpustakaan harus terus mengikuti perkembangan terbaru dalam Classification dan memilih metode klasifikasi yang paling sesuai dengan kebutuhan pengguna mereka.
Daftar Pustaka
- Chan, L. M., & Mitchell, J. S. (2017). Dewey decimal classification: principles and application. Rowman & Littlefield.
- Ranganathan, S. R. (1967). Prolegomena to library classification (5th ed.). Asia Publishing House.
- Hunter, E. J. (2013). Classification made simple: An introduction to knowledge organization and information retrieval. Facet Publishing.
- Davenport, E. (2019). A user study of the Dewey Decimal Classification. Journal of Documentation, 75(5), 1041-1058.
- Mittermaier, B., & Klessmann, M. (2020). How to classify religious minorities? A comparison of the Library of Congress Classification and the Dewey Decimal Classification for Jewish Studies. Journal of Documentation, 76(2), 408-420.
- Beheshti, J., & Cole, C. (2017). The evolution of classification in library and information science. Annual Review of Information Science and Technology, 51(1), 295-339.
- Broughton, V. (2015). Bliss classification. In M. J. Bates & M. N. Maack (Eds.), Encyclopedia of library and information sciences (3rd ed., pp. 693-703). Taylor & Francis.
- Ohly, H. P. (2018). Classification systems for law libraries. In C. M. Poser & J. H. H. Weiler (Eds.), Handbook of comparative law (pp. 131-151). Edward Elgar Publishing.
- Spiteri, L. F. (2017). The future of classification in information science. In M. J. Bates & A. N. Maack (Eds.), Encyclopedia of library and information sciences (4th ed., pp. 1685-1694). Taylor & Francis.
- OCLC. (n.d.). Dewey Decimal Classification Online. https://ddc.com/
- Library of Congress. (n.d.). Library of Congress Classification Outline. https://www.loc.gov/catdir/cpso/lcco/