Dunia Perpustakaan | Pesan Terakhir Aaron Swartz untuk Pustakawan | Merinding rasanya membaca kisah dan perjuangan seorang bernama Aaron Swartz hingga akhir ajalnya. Sepanjang hidupnya, Aaron Swartz memperjuangkan bahwa Ilmu pengetahuan memang sudah seharusnya untuk semua umat manusia.
Bahkan yang menarik, dalam salah satu pesan terakhirnya sebelum bunuh diri, Aaron Swartz juga ikut berpesan kepada para PUSTAKAWAN dan untuk semua pengelola ilmu pengetahuan serta penentu kebijakan terkait Copyright.
Untuk anda yang belum tahu dan mendengar nama Aaron Swart, berikut sedikit tentang profil singkat dari Aaron Swartz.
Tentang Aaron Swartz
Aaron H. Swartz (lahir 8 November 1986 – meninggal 11 Januari 2013 pada umur 26 tahun) adalah programer, aktivis internet, pengurus politik, aktivis, dan penulis asal Amerika Serikat.
Swartz terlibat dalam pengembangan format web feed RSS, organisasi Creative Commons, kerangka situs web.py dan situs berita sosial Reddit, di mana ia menjadi partner setelah merger dengan perusahaannya, Infogami.
Selanjutnya Swartz berfokus pada sosiologi, kesadaran masyarakat dan aktivisme. Dia membantu meluncurkan Komite Kampanye Perubahan Progresif pada tahun 2009 untuk mempelajari lebih lanjut tentang aktivisme online yang efektif. Pada tahun 2010 ia menjadi peneliti di Universitas Harvard, Safra Research Lab tentang Korupsi Kelembagaan, yang dipimpin oleh Lawrence Lessig. Ia mendirikan kelompok Demand Progress secara online, yang dikenal dalam kampanye melawan UU Anti Pembajakan (SOPA).
Pada tanggal 6 Januari 2011, Swartz ditangkap oleh polisi MIT atas tuduhan membobol masuk kampus dan secara sistematis mengunduh artkel-artikel jurnal akademik dari JSTOR. Jaksa federal kemudian menuduhnya dengan 2 tuduhan penipuan dan 11 pelanggaran terhadap penyalahgunaan Komputer dan Pelanggaran UU, dengan hukuman maksimal denda kumulatif $1 juta, 35 tahun penjara, penyitaan aset, restitusi, dan diawasi.
Dua tahun kemudian, dua hari setelah jaksa menolak tawaran pengacaranya yang kedua, Swartz ditemukan tewas menggantung diri di apartemennya di Brooklyn, New York.
Pada Juni 2013, Swartz secara anumerta dianugerah Hall of Fame Internet. [sumber: wikipedia]
Kematian Aaron Swartz, sungguh mengagetkan. Anak muda 26 tahun ini menyelesaikan tuduhan telah mengunduh secara ilegal lebih dari 4 juta dokumen dari basis data JSTOR (Journal Storage), yang berisi jurnal-jurnal ilmiah, dengan cara yang tidak terduga: bunuh diri.
Bila dinyatakan bersalah oleh pengadilan Massachusetts, Swartz harus menjalani hidupnya selama 35-50 tahun di dalam penjara dan membayar denda hingga US$ 4 juta.
Tragis. Tapi inilah cara yang ditempuh Swartz sebagai bentuk perlawanan terakhir terhadap penguasaan pengetahuan oleh sebagian unsur masyarakat untuk uang.
Dalam Guerilla Open Access Manifesto, yang ditulis di Eremo, Italia, Juli 2008, Swartz menjelaskan posisinya dengan gamblang:
“Mereka yang memiliki akses kepada sumber daya ini – mahasiswa, PUSTAKAWAN, ilmuwan – kalian telah diberi hak istimewa. Anda menikmati perjamuan pengetahuan ini sementara bagian dunia lainnya tak bisa meraihnya.
Namun, Anda tidak seharusnya—secara moral, Anda tidak bisa—menyimpan hak istimewa itu untuk Anda sendiri.
Anda mempunyai kewajiban untuk berbagi kepada dunia. Dan Anda bisa: bertukar password dengan sejawat, mengunduhnya untuk teman-teman…
Tapi semua tindakan ini berjalan di dalam gelap, tersembunyi di bawah tanah. Ini disebut pencurian atau pembajakan, seolah-olah berbagi kemakmuran pengetahuan secara moral setara dengan menjarah kapal dan membunuh awaknya.
Tapi berbagi bukanlah immoral—ini imperatif moral. Hanya mereka yang terbutakan oleh ketamakan yang menolak untuk mengizinkan kawannya menyalin (pengetahuan).”
Kematian aktivis internet (mungkin lebih pas digital rights activist), dan salah satu pendiri media sosial Reddit ini disesali banyak pihak, sekaligus menggerakkan banyak orang di berbagai belahan bumi untuk berbagi pengetahuan.
Para akademisi, peneliti, mahasiswa, maupun aktivis mengenang kematian Swartz dengan mengunggah ratusan artikel ilmiah agar dapat diakses secara gratis.
Mereka menggunakan #pdftribute untuk membuat links dengan karya-karya mereka. Daftar panjangnya tersedia di pdftribute.net
Aad Mathijssen mempersilakan siapapun untuk mengakses publikasi ilmiahnya di aadmathijssen.nl/papers. Matematikawan ini juga mempersilakan siapa saja yang ingin mengakses tesis master maupun disertasi doktornya.
“Riset akademis didanai dengan uang publik, jadi seharusnya juga tersedia untuk publik,” kicau Mathijssen dari Eindhoven, Belanda.
James Fowler, guru besar medical genetics di University of California, San Diego, mempersilakan siapapun untuk mengakses puluhan paper-nya yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal, antara lain Social Science and Medicine dan Nature.
Apa yang dilakukan Swartz bukan untuk melukai siapapun, bukan untuk mendapatkan personal gain, melainkan karena ia meyakini bahwa informasi harus gratis dan terbuka.
Anak muda 26 tahun ini merasa prinsip tersebut akan menolong banyak orang yang tidak mampu mengakses publikasi pengetahuan mutakhir karena tidak memiliki uang.
Perjuangan Swartz sudah dimulai sejak lama. Di usia 14 tahun, ia telah berkolaborasi dengan para expert dalam networking standards sebagai anggota working group yang menulis RSS 1.0 Specification.
Ia ikut membangun arsitektur untuk Open Library. Ia menjadi anggota Harvard University Center for Ethics pada 2010 dan mendirikan Demand Progress, sebuah online group yang dikenal dengan kampanyenya dalam menentang Stop Online Piracy Act (SOPA) tahun lalu.
Kematian Swartz dan gerakan #pdftribute semestinya dapat menandai era baru open access terhadap karya-karya akademis.
Berbagi pengetahuan, betapapun, akan memperkaya pengalaman menjadi manusia.
Untuk para pustakawan dan para penentu kebijakan serta para akademisi dan semua pemegang hak cipta, Apa yang anda pikirkan setelah membaca tulisan tersebut diatas khususnya terkait dengan Pesan Terakhir Aaron Swartz untuk Pustakawan?