Mengintip Serunya Perpustakaan Islam Sabilillah, yang Tak Pernah Sepi Pengunjung.
Dunia Perpustakaan | Konon, untuk mengetahui sebesar apa minat baca masyarakat di suatu negara kunjungilah perpustakaannya. Pun demikian, untuk mengetahui budaya membaca siswa di sebuah sekolah maka lihatlah perpustakaannya.
Sebagian besar dari sekolah-sekolah favorit yang saya ketahui, memiliki perpustakaan yang ideal bahkan sangat bagus dan lengkap. Namun sayang, seringkali sepi pengunjung. Ketika bel istirahat berbunyi, kantin masih lebih laris dari perpustakaan. Jangankan di jaman yang serba canggih seperti sekarang yang membuat anak semakin malas membaca buku, ketika saya masih duduk di bangku SD dulu yang rajin ke perpustakaan sekolah tak sampai tiga orang. Alhamdulillah, saya termasuk salah satunya.
Budaya membaca memang harus ditumbuhkan. Tidak cukup hanya dengan menyediakan perpustakaan kemudian berharap semua siswa akan keranjingan membaca. Terkadang mereka harus “dipaksa” agar merasakan betapa nikmatnya membaca.
Inilah yang dilakukan oleh penanggung jawab perpustakaan SD Islam Sabilillah. Beberapa terobosan yang dilakukan berhasil menumbuhkan minat baca siswa. Tiap harinya siswa yang berkunjung ke perpustakaan berjumlah ratusan. Terkadang mereka hanya membaca-baca, terkadang juga meminjam buku untuk dibaca di kelas atau dibawa pulang.
Koleksi buku di SD Islam Sabilillah ini mencapai 18.000 eksemplar. Tiap bulan tak kurang dari 2000 buku yang dipinjam. Paling digemari adalah buku serial KKPK. Beberapa anak yang saya ajak ngobrol bahkan mengkhatamkan lebih dari sepuluh buku KKPK dalam seminggu. Sungguh luar biasa!
Mereka sangat antusias dalam hal membaca. Terutama siswa-siswi yang tergabung dalam ekstra writing yang saya ajar. Setiap kali saya membawa buku atau majalah baru, mereka saling berebut dan langsung melahapnya seperti mengunyah makanan dalam keadaan lapar berat.
Kata salah seorang pengelola perpustakaan SD Islam Sabilillah, Ummi Rahmawati Al-Jannah, perpustakaan sekolah buka setiap senin-jumat mulai pukul 06.45 wib. Tapi yang membuat saya takjub, mereka sudah berbaris rapi di depan pintu perpustakaan jauh sebelum perpustakaan buka. Inilah semangat membaca yang perlu ditiru oleh siswa-siswi sekolah manapun.
Dikutip dari viva.co.id, [05/04/16]. Beberapa kali saya melihat keceriaan mereka ketika sedang membaca. Juga antrian panjang untuk mendaftarkan buku yang akan mereka pinjam. Mereka mengantri dan berbaris dengan tertib. Jumlah buku yang boleh dipinjam dalam satu waktu dibatasi, begitupun dengan lamanya peminjaman sehingga teman-teman yang lain mendapat kesempatan sama untuk membaca sebuah judul buku.
Ketika saya tanya bagaimana perpustakaan SD Islam Sabilillah ini bisa sangat ramai, ternyata ada beberapa cara yang dilakukan oleh Bu Umi dan pengelola perpustakaan lainnya. Selain meng-update dengan stok buku-buku baru yang disukai oleh siswa-siswi, juga ada kartu haid yang digunakan oleh siswi untuk membaca buku di perpustakaan. Kartu ini harus digunakan ketika mereka sedang berhalangan shalat sementara teman-temannya yang lain sedang shalat. Mereka diwajibkan membaca buku sembari menunggu temannya menyelesaikan shalat.
Hal lain yang cukup seru dan paling ditunggu-tunggu, setiap hari jumat di awal bulan, diadakan kegiatan mendongeng bersama guru dan wali siswa. Siswa-siswi sendiri yang membaca dongeng untuk teman-teman, guru, dan orang tua mereka. Jadi tak heran, sebagian dari mereka yang tergabung dalam ekstra writing bisa menulis cerita yang keren dan bahkan bukunya pun sudah diterbitkan. Judulnya, Petualangan Dunia Camilan.
Saya bermimpi, andai semua perpustakaan bisa ramai pengunjung seperti perpustakaan SD Islam Sabilillah ini, maka literasi kita mungkin tak akan seanjlok seperti sekarang ini.