Pemkab Sergai Budayakan Literasi Gemar Membaca.
Dunia Perpustakaan | Menghadapi kondisi semakin menurunnya minat membaca dikalangan generasi muda, untuk itu Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) terus berupaya mendorong budaya literasi gemar membaca. Hal ini telah dibuktikan dengan Deklarasi Gerakan Budaya Membaca serta Pemecahan Rekor Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori menulis resensi buku bacaan secara massal pada November 2015 yang lalu.
Sebagai pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk menyediakan pelayanan terbaik bagi masyarakat dimana salah satunya adalah dengan memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong warga sekolah khususnya dan masyarakat Sergai umumnya untuk gemar membaca.
Hal ini diungkapkan Bupati Sergai Ir. H. Soekirman melalui Kabag Humas Dra. Indah Dwi Kumala usai melakukan talkshow yang bertajuk “Membudayakan Literasi di Sekolah” di salah satu televisi swasta di Cafe Ulos Hotel Santika Dyandra Medan, Selasa (14/6).
Lebih lanjut disampaikan Bupati H. Soekirman, Kabupaten Sergai saat ini sebagai salah satu dari tiga kabupaten di Sumatera Utara (Sumut) yang telah membudayakan literasi di sekolah dengan melaksanakan wajib membaca 15 menit setiap harinya sebelum memulai pelajaran di sekolah-sekolah.
Kemudian pada Hari Sabtu setiap minggunya, para siswa diwajibkan melakukan literasi apa yang sudah mereka baca setiap harinya. Dalam arti bahwa seorang anak tidak hanya bisa membaca dengan lancar melainkan ia juga harus dapat memahami dan merepresentasikan kembali apa yang telah dibacanya.
Disamping itu juga gerakan gemar membaca ini tentunya membutuhkan dukungan semua elemen masyarakat, tidak hanya pemerintah daerah. Dikutip dari dnaberita.com, [17/06/16]. “Tidak cukup hanya mengandalkan sekolah semata untuk menumbuhkan minat budaya membaca melainkan seluruh elemen masyarakat”, ujar Bupati.
Dalam hal membudayakan literasi gemar membaca Kabupaten Sergai mendapat dukungan dari USAID Prioritas dengan menerima hibah Buku Bacaan Berjenjang.
Dan di Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat ini sendiri telah mempunyai 10 Taman bacaan di 9 kecamatan, perpustakaan desa dan kelurahan serta 9 warung pintar, kemudian mempunyai siswa SD sebagai juara bercerita tingkat nasional dari Pantai Cermin dan dai muda tingkat nasional Ustadz Sulaiman.
Budaya literasi gemar membaca ini dilakukan dalam hal menghadapi perubahan dunia, pendidikan yang merupakan senjata paling ampuh untuk memenangkan persaingan masa depan karena saat ini kita sedang menghadapi tantangan persaingan SDM yang begitu luar biasa besarnya.
Salah satu kunci penting untuk memenangkan kompetensi masa depan adalah semua anak bangsa harus memiliki kemampuan SDM yang unggul, berkarakter (jati diri) sekaligus juga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan ini telah sesuai dengan Nawacita, yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”
Diakhir pembicaraan Ir. H, Soekirman menyampaikan untuk mendorong dan menciptakan budaya literasi membaca harus melakukan empat hal diantaranya:
pertama, Kebijakan, dimana pemerintah daerah harus mempunyai kebijakan yang mengaturnya,
kedua, kelembagaan baik formal, nonformal dan badan perpustakaan daerah.
Kemudian ketiga, kebersamaan, bersama-sama mensosialisasikan budaya literasi gemar membaca.
Dan terakhir keempat, keikhlasan, dalam arti bahwa kegiatan budaya literasi gemar membaca.