Minimnya Sarana, Tak Kurangi Minat Baca Para Sisiwa.
Dunia Perpustakaan | Budaya literasi masyarakat Indonesia kalah jauh dengan negara lain di dunia. Melansir data statistik UNESCO 2012 yang menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Angka UNDP juga mengejutkan bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen saja.
Walaupun begitu setidaknya kita patut bangga dengan para siswa SDN Karangasem 10, walaupun minimnya sarana dan belum memiliki ruang perpustakaan mereka tetap giat dalam hal literasi.
Minat baca siswa tergolong tinggi. Pasalnya pihak sekolah menjadikan membaca sebagai prioritas utama dalam pembelajaran siswanya.
Pihak sekolah memanfaatkan apa yang ada dan berinovasi melalui beberapa program. Termasuk dengan rak buku unik dari paralon mirip bambu yang dipasang di luar kelas.
“Itu kami buat dari paralon, karena memang adanya keterbatasan ruang di sekolah kami. Kami sendiri belum punya perpustakaan. Sehingga kami sediakan rak paralon tersebut di dalam dan luar kelas. Tujuannya untuk menarik murid-murid untuk membaca, baik sebelum pembelajaran maupun ketika beristirahat,” beber Kepala SDN Karangasem 10, Herni Sihpriyati SPdSD, Senin (19/9).
Selain itu, pihaknya juga rutin menerapkan program membaca. Terutama sebelum pembelajaran dimulai dan program mingguan usai senam pagi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan kegemaran membaca. Tak hanya itu, bagi kelas rendah (1-3) dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah perbendaharaan kosa kata bahasa.
“Jadi memang program membacanya sendiri disesuaikan dengan tingkatannya. Untuk yang kelas rendah dilakukan sebelum pembelajaran minimal tiga kali dalam seminggu. Sedangkan untuk kelas tinggi dilakukan setiap hari. Selain itu kami juga tiap Jumat sehabis senam juga melakukan pembacaan rutin bersama,” imbuhnya.
Dikutip dari radarpekalongan.com, [20/09/16]. Meskipun minim fasilitas, pihaknya tetap berkomitmen untuk mencerdaskan anak didiknya.
Hal ini diharapkan dapat menunjang pembelajaran akademik. Pihaknya pun mengupayakan agar dapat menambah koleksi buku, terlebih siswa sangat antusias dalam membaca.
“Siswa sendiri sebenarnya sangat antusias mbak. Saking antusiasnya mereka bisa dibilang sudah membaca seluruh stok buku yang ada di sekolah. Oleh karenanya, kami juga masih berusaha untuk mengadakan buku-buku bacaan baru di sekolah,” tandasnya.