Hanya Jualan Buku Anak, Wanita ini Sukses Raih Milyaran Tiap Bulan!

Dunia Perpustakaan | Jualan Buku Anak | Sepertinya jurusan ilmu perpustakaan memang perlu menambahkan mata kuliah khusus terkait peluang bisnis di bidang perpustakaan dan literasi. Hal ini dikarenakan peluang bekerja di perpustakaan, cepat atau lambat pasti akan semakin berkurang. Hal ini karena terus bertambahnya jumlah perguruan tinggi yang membuka Jurusan Ilmu Perpustakaan sedangkan jumlah perpustakaan sulit bertambah.

Disisi yang lain jumlah mahasiswa JIP akan semakin banyak yang menganggur dan kebingungan mencari pekerjaan. Pihak kampus dan para dosen mungkin akan terus senang selama masih memiliki mahasiswa. Tapi kalian para mahasiswa, setelah lulus, maka sepenuhnya tanggungjawab ada pada diri anda sendiri, bagaimana bisa mendapatkan pekerjaan.

Nah, ada baiknya, jika kampus tidak mengajari anda cara mencari kerjaan baru diluar perpustakaan, maka anda perlu cari cara sendiri untuk menemukan pekerjaan agar bisa mendapatkan cuan.

Kalau anda malu jadi kuli bangunan, atau penjual siomay, karena dianggap tidak layak dengan kuliah anda, mungkin anda bisa cari peluang yang masih sesuai dengan bidang di jurusan anda, dan itu banyak jumlahnya.

Bisnis Buku

Faktanya, banyak kisah orang-orang yang sukses berbisnis di bidang ini, mulai dari penerbitan, hingga cafe bertemakan buku, bahkan ada juga yang sukses raih milyaran rupiah tiap bulan hanya jualan buku.

Anda mungkin tidak percaya jika tidak membaca sendiri kisah mereka, anda akan beranggapan mustahil jika ada orang bisa raih milyaran hanya dari jualan buku.

Jika anda masih ragu dan tidak percaya, berikut kisah Devi Raissa Rahmawati yang sukses berjualan buku hingga milyaran rupiah setiap bulanya.

Sebagaimana Dunia Perpustakaan kutip dari detikFinance [12/3/2017], nama Devi Raissa Rahmawati, keluar sebagai pemenang untuk dua kategori program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016.

Dua kategori yang dimenangkannya ialah, kategori Best of theBest dan Kategori Industri kreatif kelompok alumni dan mahasiswa pascasarjana dari Universitas Indonesia.

Dari dua kemenangannya itu, Devi akhirnya membawa pulang uang tunai sebesar Rp 100 juta dari PT Bank Mandiri Tbk.

Usaha yang dijalani Devi sendiri hingga menjadi dua pemenang sekaligus, ialah usaha jual beli buku bayi dan anak, yang ditujukan untuk anak usia 6 bulan hingga 7 tahun. Ia pun menceritakan awal mula dirinya bisa memulai bisnis tersebut.

Awal Memulai Bisnis Buku

“Awalnya saya itu psikolog anak, terus habis itu banyak orang tua yang mengeluhkan sulitnya untuk berkomunikasi dengan anak. Dari situ saya kemudian riset, ternyata lewat membaca, saya kemudian meningkatkan hubungan komunikasi antara orang tua dan anak,” cerita Devi saat ditemui detikFinance usai acara Gerakan Kewirausahaan Nasional dan Penganugerahan Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri #WMMExpo2017 di Kampus IPB, Bogor, Sabtu (11/3/2017).

“Tapi orang tua di situ mengeluh lagi, buku bacaan Indonesia itu kurang bervariasi. Kalau ada buku bacaan yang bagus, itu buku bacaan impor, yang harganya ratusan ribu. Dan enggak banyak orang yang bisa menjangkaunya,” sambungnya.

Dari sana, akhirnya Devi mulai mencoba kesempatan untuk bisa membuat buku sendiri dengan kualitas impor dan harga yang terjangkau. Ia bersama satu temannya, akhirnya memulai usaha menjual buku yang bernama ‘Rabbit Hole’.

Devi yang senang menulis, bertugas untuk membuat jalan cerita. Sedangkan, temannya bertugas untuk menggambar. Kemudian, Devi pun mencoba untuk memproduksi buku pertamanya sebanyak 1.000 buah, dengan modal dari kantong pribadi sebesar Rp 10 juta.

“Itu awal mula tahun 2014 bulan Agustus. Modalnya pertama kali itu Rp 10 juta untuk mencetak 1.000 buku. Terus terbitin buku sendiri. Dan distribusi saya hanya melalui instagram, karena saya enggak mau ke toko buku besar, karena mereka mengambil profit yang cukup besar,” cerita Devi.

Walau hanya dipasarkan melalui media sosial Instagram, namun ternyata, buku buatan Devi banyak diminati. Kini, dari bisnisnya itu, dalam satu bulan ia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 1 miliar, dari buku yang dijual dengan kisaran harga Rp 25 ribu hingga Rp 185 ribu.

“Sekarang, untuk satu kali cetak 10 ribu buku. Jadi satu judul itu 10 ribu cetak dan satu bulan bisa dua sampai tiga judul. Perbulan bisa menjual rata-rata 14 ribu buku,” terang Devi.

Hambatan

Walau telah sukses, Devi mengatakan, bisnis yang dijalani itu bukan berarti tanpa hambatan. Ia mengaku, beberapa kali mengalami kesulitan saat proses pencetakan buku. Namun, dengan kerja keras bersama, akhirnya Devi bisa berhasil menangani masalahnya. Hingga akhirnya, Devi bisa memiliki pegawai hingga 110 orang.

“Kesulitannya adalah di bagian percetakannya. Karena itu adalah dunia yang baru buat saya. Terus kami ingin buku kualitas impor, yang tebal-tebal seperti itu. Sementara buku Indonesia kan enggak ada yang begitu. Jadi menyesuiakan keinginan dengan percetakannya itu yang sulit. Sekarang karyawan saya sudah 110 orang. Dari awalnya hanya berdua,” terang Devi.

Lebih lanjut Devi mengatakan, apa yang dikerjakannya itu bukan hanya bisnis untuk mencari keuntungan semata. Dari bisnisnya, Devi juga berupaya untuk bisa mencerdaskan anak bangsa, dengan membagikan buku-bukunya secara gratis.

“Jadi setiap 20 buku yang terjual. Satu buku itu di sumbangkan ke rumah baca, mau pun taman bacaan. Itu sudah ada sekitar 200 paket buku. Satu paketnya itu 10 judul buku. Jadi sudah sekitar 2.000 buku. Kami ingin buku kami untuk bisa dijangkau dan dibaca oleh semua kalangan,” tutup Devi.

profil penulis: Ari Suseno

Founder CV. Dunia Perpustakaan Group. Pernah mengenyam pendidikan Jurusan Ilmu Perpustakaan (S1) di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. #ContentCreator, #Affiliate, #Blogger, #PegiatLiterasi, #SocialActivist Konsultasi dan Sharing Follow Us

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *