Dunia Perpustakaan | Tidak semua buku dibuat dengan kertas ataupun dengan kulit hewan di zaman dulu.
Berdasarkan sejarah, ada juga buku yang ternyata diikat dengan menggunakan kulit manusia. Mengerikan bukan?
Meski terdengar sangat mengerikan dan menakutkan, akan tetapi buku abad ke-17 ini memang nyata dan diduga diikat menggunakan kulit manusia.
Saat ini, sekelompok peneliti yang berasal dari dari University of Notre Dame sedang melakukan investigasi terhadap buku-buku tersebut.
Pada tahun yang lalu, beberapa pengajar di Harvard mengumumkan bahwa salah satu koleksi buku di perpustakaannya kemungkinan terbuat dari bahan kulit manusia.
Para ilmuwan kemudian mengujinya dan satu demi satu fakta mengejutkan bermunculan.
Dikutip dari Buzzfeed, Rabu (17/6/2015), tim peneliti Notre Dame saat ini sedang mengirimkan sampel buku-buku tersebut ke salah satu kantor pemeriksa pemerintahan yang berlokasi di kota New York.
Dalam sebuah kliping koran, Christopher Columbus juga pernah mengatakan jika dirinya pernah memiliki buku miliknya yang diikat dengan pengikatnya yang berasal dari kulit kepala suku Moor.
Akan tetapi, bukti lain ada yang memperlihatkan jika ternyata seorang kolektor Jerman juga mengaku pernah memiliki buku tersebut.
Di kliping korannya disebutkan, “Secara khusus prasasti berbunyi ‘Sum Christophori Binderi’ atau Christophorus Binderus’.
Pihak universitas sendiri saat ini berspekulasi jika buku itu diperolehnya sekitar tahun 1916. Fakta yang lain juga terungkap juga muncul di kliping koran lainnya,
“Buku itu terikat di kulit kepala suku Moor yang bermusuhan dan pernah menyiksa orang-orang Kristen di Spanyol.”
Salah seorang tim peneliti bernama Donovan mengatakan jika pada abad ke-19, buku yang diikatkan menggunakan kulit manusia itu dianggap wajar dan lumrah dibuat.
“Mereka umumnya menggunakannya untuk mengikat buku-buku masalah kesehatan atau obat-obatan,” katanya lagi. Serem juga ya!