Arpusda Kota Yogyakarta Gelar Bedah “Gerakan Literasi Sekolah”.
Dunia Perpustakaan | Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota Yogyakarta menghadirkan tiga narasumber dalam diskusi buku berjudul ‘Gerakan Literasi Sekolah (GLS)’.
Buku tersebut diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah (Dikdasmen) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Ketiga narasumber yang membedah buku GLS di Lantai II Kantor Arpusda Kota Jalan Suroto No 9 Yogya, Selasa (19/4) tersebut, adalah Wahyu Hendratmoko SE MM (Kepala Kantor Arpusda Kota Yogya), Arsidi MIP (Pengurus ATPUSI Pusat) dan RUA Zainal Fanani SH MM Prac NLP (Motivator dan pemerhati perpustakaan). Bertindak sebagai moderator Agus Subagyo SIP, Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Seluruh Indonesia (ATPUSI) DIY.
Wahyu mengatakan, semua perpustakaan di dunia adalah sama. Hanya saja yang membedakan bagaimana meningkatkan intelektualitas masyarakat, sehingga nantinya dapat menjamin kesejahteraan yang diinginkan.
“Jadi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup layak, diperlukan sumber daya dan intelektualitas masyarakat yang tinggi,”tegas Wahyu.
Arsidi menyoroti tentang judul buku Gerakan Literasi Sekolah, seharusnya judul buku terkait akan lebih mengena lagi jika judulnya ditambah dengan Gerakan Literasi Informasi di sekolah.
Gerakan tersebut adalah upaya menyeluruh guru, siswa dan warga sekolah untuk melakukan aksi 15 menit membaca buku-buku non mata pelajaran (Mapel) sebelum kegiatan belajar resmi dimulai.
“Untuk itu, aksi membaca 15 menit sebelum masuk Mapel biasa, pihak sekolah tidak harus membaca buku di perpustakaan, tapi di setiap kelas harus disediakan ruangan untuk menaruh buku-buku penunjang selain buku pelajaran misalnya novel,” ujar Arsidi.
Zaenal Fanani menambahkan, untuk meningkatkan minat baca siswa, pihak sekolah dan pengelola perpustakaan harus menyediakan buku-buku yang sesuai minat pembacanya. Misalnya, buku mengenai ‘impian menjadi seorang dokter’.
“Caranya untuk mendapatkan buku-buku yang diminati para siswa, pengelola perpustakaan harus kerja sama dengan bagian kurikulum di sekolah terkait,” beber Zainal Fanani yang dikutip dari krjogja.com [21/04/16].