Ingin Berkontribusi untuk Negeri, Pemuda ini Bangun Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara.
Dunia Perpustakaan | Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara | Saat banyak orang terjebak untuk selalu sibuk saling mencela dan mencaci-maki di sosial media, sekelompok anak-anak muda di daerah Malang ini justru melakukan aksi bernama Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN).
Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) merupakan gerakan yang dipelopori oleh Imam Arifa’illah.
Tujuan dari dibentuknya Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara yaitu untuk menyediakan sumber belajar untuk anak-anak, sehingga dengan cara tersebut diharapkan wawasan dan informasi dapat diperoleh dengan mudah.
Awal berdirinya Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara bermula dari ide Imam Arifa’illah yang memiliki impian agar dirinya bisa mengabdi, berkontribusi, dan melakukan hal terbaik untuk negeri ini.
Pria yang akrab disapa Imam ini, kemudian melakukan kontemplasi berkaitan dengan masalah pendidikan, kemiskinan, dan sosial untuk mencari solusi atas problema tersebut, khusunya sulitnya anak-anak kurang mampu untuk memperoleh sumber belajar dan semakin rendahnya minat yang ada.
Masalah inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya komunitas Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara pada tanggal 25 April 2015.
“Saya mencoba mengamati permasalahan di lingkungan sekitar. Saya menggali masalah mengenai pendidikan, kemiskinan, dan sosial untuk dicari jalan keluar yang baik”, ungkap pria kelahiran Lamongan ini.
Dikutip dari malangtoday.net [4/1/2017], Misi dari GPAN adalah menjadi komunitas terbaik untuk mengembangkan Perpustakaan Anak Nusantara diberbagai daerah yang membutuhkan.
Sedangkan untuk Visi Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara yaitu menyiapkan sumber belajar, mendidik generasi emas, mendorong minat baca dan mendukung terciptanya perpustakaan anak nusantara di beberapa daerah.
Semangat yang dimiliki Imam, ia tularkan ke rekan-rekanya, sehingga sekarang ini, GPAN memiliki 10 koordinator regional yang tersebar di Pulau Jawa dan Sulawesi yang mencakup wilayah Bandung, Jogja, Madiun, Kediri, Malang, Pasuruhan Lamongan, Probolinggo Jember, dan Palu.
Untuk GPAN regional Malang sendiri yang sekarang diketuai Deviana Safitri dan dibantu 80 lebih anggota , memiliki 3 program pokok mendidik, membagi buku, dan mengembangkan perpustakaan yang dikemas menjadi berbagai macam kegiatan, seperti Bocah Pustaka yang melakukan pengabdian di Ponpes Roudlatul Nashichin Karang Widoro, Dau, Malang, Donasi 100 Al-Qur’an dan Cinta Literasi untuk kegiatan internalnya.
Deviana berpesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan lingkungan sekitar, terlebih untuk memperhatikan generasi emas yang belum mampu mengenyam pendidikan secara layak.
“Jangan lupa peduli dan berbagi untuk sekitarmu, apalah arti ijazah, IPK tinggi, nilai bagus, tapi sayang jika kamu tidak peduli dengan lingkungan mu sendiri karena masih banyak anak anak di sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita ”, ujar perempuan berkacamata ini.
Semoga saja kedepan di negeri ini semakin banyak anak-anak muda seperti Imam Arifa’illah dan timnya untuk membentuk Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara.
Soalnya alangkah rugi dan sia-sianya mereka anak-anak muda yang seharusnya mengisi kemerdekaan ini dengan aksi dan karya nyata tapi justru malah sibuk saling mencela di sosial media.
SilahkanShare untuk sebarkan inspirasi di kalangan anak muda generasi penerus bangsa.