Dunia Perpustakaan | Sejarah Islam | Islam Sinari Eropa dari Perpustakaan | Jika anda sudah pernah menonton film pendek berjudul “1001 Inventions and The Library of Secrets”. Anda akan faham banget bahwa banyak sains di jaman kejayaan islam yang terkesan “dihilangkan/disembunyikan”.
Walau film tersebut hanya dibuat singkat sekitar 13 menit. Tapi film yang diluncurkan 2010 yang lalu mampu membuka ingatan dan sejarah kita. Bahwa Islam pernah jaya dari jazirah Arab, Eropa, Afrika, Asia, hingga ke Rusia.
Dan sejarah mencatat, kejayaan tersebut tidak didapat dengan cara aksi teror, sibuk berdebat, sibuk mencela, dan perbuatan buruk sejenis lainnya. Melainkan Islam berjaya karena umat Islam saat itu RAJIN MEMBACA, rajin menulis buku. Tidak hanya itu saja, Islam saat itu juga rajin membangun perpustakaan, serta menunjukan Islam yang Rahmat untuk semua.
Bagaimana dengan Islam hari ini?
Dari perpustakaan dan buku-buku yang ditulis oleh ilmuwan muslim saat itulah, Islam mampu menembus berbagai pelosok benua di muka bumi ini.
Kami juga sepakat dengan apa yang ditulis oleh republika.co.id yang membuat tulisan berjudul “Dari Buku, Umat Islam Menyinari Eropa”.
Menurut kami judul tersebut tidak berlebihan karena sudah sesuai dengan fakta sejarah yang ada.
Untuk anda yang belum membaca tulisan tersebut, berikut tulisan singkatnya,
Peradaban Barat modern justru sepantasnya berterima kasih terhadap upaya- upaya umat Islam yang menyinari Eropa dengan kecintaan terhadap buku. Definisi buku itu sendiri menjadi terfiksasi sejak orang-orang Arab berhasil mengembangkan penemuan penting dari bangsa Cina:teknik membuat kertas.
[Baca juga: Kemunduran Umat Islam Karena Umatnya Malas Membaca!]
Pabrik kertas pertama di negeri Muslim ada di Baghdad pada 800. Sejak saat itu, wujud naskah tidak lagi berupa lembaran-lembaran daun, tulang, atau benda apa pun yang diragukan keawe tannya bila disimpan lama di rak-rak. Efeknya, jumlah perpustakaan tumbuh subur di seantero kerajaan-kerajaan Islam.
Sebagai contoh, koleksi Baytul Hikmah di Baghdad saja membeludak menjadi satu juta buku pada 815. Berpuluh tahun kemudian, pada 891 seorang sejarawan mencatat ada lebih dari 100 perpustakaan umum hanya di Baghdad.Kota kecil semacam Najaf punya rumah baca dengan koleksi 40 ribu buku.
Pada abad ke-10, Sultan al-Hakim dari Kordoba, Andalusia, punya koleksi pribadi sebanyak 400 ribu buku. Astronom Muslim asal Persia, Nashruddin al- Tusi (lahir 1201) punya 400 ribu buku.Sultan al-Aziz dari Dinasti Fatimiyyah punya 1,6 juta buku, yang sebanyak 16 ribu dan 18 ribu di antaranya membahas tentang matematika dan filsafat.
Bandingkanlah angka-angka itu dengan kepemilikan buku Charlemagne alias Karel yang Agung, sosok yang dinobatkan sebagai penguasa oleh Paus pada 800.Menurut Garaudy, dia hanya memi liki 900 buku. Kendati begitu, seluruh Eropa menggelarinya sebagai Penguasa yang Pandai.
Semoga saja dari fakta-fakta sejarah tersebut diatas, di bulan ramadhan yang suci ini, dan di tengah kondisi umat islam yang masih rendah minat bacanya, marilah jadikan moment ramadhan ini untuk bangkit dengan dimulai dari meningkatkan aktivitas membaca dan menulis.
Harapanya, semoga umat Islam di penjuru dunia mampu menjadi umat islam yang berpendidikan, berakhlaq mulia, dan menjadi orang-orang yang berperan aktif memberikan manfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dunia.
Silahkan bantu Like dan SHARE, semoga bacaan ini bisa jadi renungan untuk seluruh umat Islam dimanapun berada.
Jangan SEPELEKAN AL-QUR’AN! Kejayaan ISLAM terdahulu bisa berjaya juga karena ulama dan umatnya saat itu yang MAU BACA, MEMAHAMI, dan MENGAMALKAN AL-QUR’AN dari satu AYAT IQRA! BACALAH!
2 comments
Pingback: Pentingnya Membaca Menurut Ajaran Islam – Dunia Perpustakaan
Pingback: Sejarah Perpustakaan Islam : Perintisan, Peranan, Puncak Kejayaan, Hingga Kemunduran! - Dunia Perpustakaan