Dunia Perpustakaan | Khusus dimasa pandemi, orang tua harus terus meningkatkan pengetahuannya karena mereka akan menjadi guru di rumah. Media digital dapat dinilai bisa menjadi pilihan andalan dalam pengembangan budaya membaca di masa pandemi, sedangkan keluarga menjadi kunci dan memiliki peran penting dalam membangun kebiasaan membaca.
Ketua PD Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Jabar, Oom Nurrohmah, mengatakan, keluarga memiliki peran utama dan pertama dalam membangun kebiasaan membaca di lingkungan rumah. Pengembangan budaya membaca di kala pandemi sebenarnya bisa dilakukan melalui konvensional maupun dengan mengoptimalkan media digital.
“Namun salah satu yang menjadi pilihan yang bisa menjadi andalan adalah mengoptimalkan media digital,” ujar Oom, saat menjadi pembicara dalam diskusi daring dengan Tema Mendorong Minat Baca di Kala Pandemi, yang digelar Republika bersama Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, Rabu (27/1).
Oom menjelaskan, untuk mengoptimalkan media digital, di antaranya bisa dilakukan dengan memaksimalkan digital library maupun media sosial. Untuk digital library, kata Oom, saat ini sudah tersedia banyak portal perpustakaan. Dia mencontohkan, salah satunya adalah Perpustakaan Kementan, yang menyediakan berbagai informasi tentang pertanian termasuk praktiknya.
Selain itu, adapula Perpustakaan Nasional, yang juga sudah menyediakan I-Pusnas. Fasilitas tersebut memiliki banyak konten yang menjadi sumber informasi, yang bisa diakses dengan mudah melalui playstore dan lainnya.
Khusus di Jawa Barat, lanjut Oom, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat juga sudah menyediakan Maca Dina Digital Library (Candil). “Ini juga sudah eksis dan siap melayani masyarakat, banyak koleksinya dan mudah diaksesnya,” ujar Oom.
Sedangkan untuk pemanfaatan media sosial, kata Oom, masyarakat bisa menggunakan berbagai media seperti blog, Facebook, Twitter, Instagram ataupun membangun ekosistem virtual society aplikasi zoom, webex, google meet. Selain itu, masyarakat juga bisa membuat konten Youtube yang edukatif, informatif, rekreatif.
Namun, Oom menegaskan, untuk mengakses media digital, masyarakat harus bisa memilih dan memilah informasi yang baik. Khusus untuk anak-anak, pemanfaatan media digital harus pula dilakukan dengan pendampingan dari orang tua. “Orang tua di sini tidak hanya ibu, tapi juga ayah, kakak dan lainnya,” tutur Oom.
Sementara itu, Wakil Pemred Republika, Nur Hasan Murtiaji, menilai, tema dalam talkshow ini sangat menarik. Dia menilai, peningkatan budaya membaca akan mencegah masyarakat dari kungkungan akibat pembatasan secara fisik maupun sosial.
“Supaya tidak terkungkung, aktivitas yang menarik adalah membaca. Aktivitas ini harus dikuatkan di saat kita terbatasi secara fisik maupun sosial. Diharapkan, talkshow ini bisa lebih meningkatkan semangat masyarakat untuk membaca,” kata Hasan.
Sumber: Republika.co.id